Friday, May 3, 2013

Muffin Cokelat Kismis Almond: Mulai Bersahabat dengan Otrik

Masih dengan peralatan seadanya, salah satu resep yang bisa sering-sering dijajal tentu saja muffin. Setelah muffin kismis yang gagal beberapa waktu lalu, aku bikin lagi muffin dengan resep dari Dapur Hangus. Perasaan udah ngikutin takaran dan caranya, tapi hasilnya jauuuuuh beda. Kalau muffin Dapur Hangus bisa menggunung dan retak-retak di bagian atasnya, muffinku mogok ngembang. Jadi tingginya ya segitu-gitu aja, boro-boro menuhin aluminium foil (maksa nih, karena nggak ada paper cup dan loyang muffin).

Hasil akhirnya malah mirip kue lumpur. Bedanya, tekstur kue lumpur kan lembut tuh, kalow muffin gagalku itu keras bantat gitu deh. Walaupun secara rasa enggak ada yang ajaib alias normal-normal sajah. Bayangkan aja ya, soalnya aku maluuuu mo majang di sini. Saking malunya, sampe nggak mau motret juga.

Berhubung penasaran plus kesel masak bikin muffin aja gagal, padaal dulu pake oven tangkring pernah sukses bikin muffin tape, aku bertekad nyoba lagi sambil browsing-browsing tips membuat muffin yang baek dan benar. Sebenernya tipsnya di mana-mana hampir sama. Intinya, muffin itu kan mencampur bahan-bahan kering dengan bahan-bahan basah. Ngaduknya enggak usah pake mikser, pake sendok atau spatula aja. Mengaduknya pun sekadarnya, asal tercampur.

Berbekal tips n trick tadi, plus resep muffin dari Sexy Chef (bukan Farah Quinn ya) yang bentuknya lucu kek jamur dengan retakan-retakan di atasnya, di suatu pagi di mana aku kelebihan energi, aku pun membuat muffin lagi. Bahan-bahannya aku sesuaiin ama yang ada di rumah.

Daaaaan, inilah hasilnyaaaaa...! Berhasil dooong. Meskipun menggunung dan meretaknya kurang maksimal akibat kurang penuh ngisi cetakannya, setidaknya muffinku mengembang dengan baik. Tekturnya juga khas muffin, padat tapi nggak bantat. Manisnya juga pas. Enak deh pokoknya.

Berikut resep aslinya:

Bahan:


Bahan kering
▪ 220 gr tepung terigu protein sedang
▪ 40 gr cokelat bubuk
▪ 1 sdm baking powder
▪ 200 gr gula pasir halus
▪ 1 sdt garam

Bahan basah
▪ 2 telur
▪ 120 gr susu
▪ 60 gr minyak sayur

Isi
▪ 100 gr kacang mede cincang/kacang tanah
▪ 40 gr havermut
▪ 100 gr kismis


Aku bikin setengah resep aja dengan takaran cup dan sendok makan. Versiku jadi begini:


Bahan kering
▪ 3/4 cup tepung terigu protein sedang (dikurangi sedikit)
▪ 3 sdm cokelat bubuk
▪ 1/2 sdm baking powder
▪ 5 sdm gula pasir halus
▪ 1/2 sdt garam

Bahan basah
▪ 1 telur
▪ 60 ml susu
▪ 2 sdm minyak sayur

Isi
▪ almond dicincang kasar
▪ kismis

Cara Membuat:

■ Ayak bahan kering tepung: baking powder, gula pasir halus, garam. Sisihkan.
■ Di tempat lain, campur bahan basah: telur, susu, minyak.
■ Tuang campuran telur dan kawan-kawan ke campuran tepung, lalu aduk rata.
■ Aduk hingga campuran tadi tercampur rata.
■ Masukkan bahan isi, aduk lagi hingga tercampur rata.
■ Tuang adonan ke cetakan muffin yang sudah dioles mentega dan ditaburi tepung (aku pake aluminium foil bulat kecil yang biasa buat klappertart).
■ Oven selama 20-25 menit.

Karena aku masih dalam rangka pengenalan diri dengan oven listrik (otrik)-ku, aku coba dengan suhu 220 derajat celsius karena pas percobaan muffin terakhir udah aku set panas 200 derajat celsius tapi nggak ngembang juga. Takutnya karena kurang panas.

Panas 220 derajat celsius untuk muffin kali ini sepertinya pas. Tapi waktu manggangnya lebih lama, 35 menitan. Itu pun masih aku tambah dengan sekitar 10 menit nyalain api atas tapi pakai suhu 160 derajat celsius biar permukaan lebih kering. Yippie, nggak kesel lagi:)

4 comments:

Nella said...

Lucu spt bentuk jamur :D.

Nanik said...

Nella: waaah makasih udah mampir jauh2 dari Jerman. hihi, sebenernya kurang "menjamur" bentuknya maklum darurat. ntar kapan-kapan saya mo bikin brownies yang nella posting di blog. nanti saya colek-colek ya :D

Rnee said...

mbak, cup itu seberapa sih?? kl buka resep luar negri jg pake cup2 gt, tolong dong jelasin, makasih banyak ya

Nanik said...

Mbak Rnee: makasih udah mampir yaaah. Untuk gambar cup dan setara dengan berapa mili, silakan buka link ini mbak http://wati-cookery.blogspot.com/2010/11/measuring-cup-spoon-gelas-dan-sendok.html, salah satu blog favorit sayah hehe.sebenernya praktis sih pake cup2 gini, ga perlu nimbang-nimbang. saya punyanya yang bahan plastik, murah meriah...di supermarket kadang ada kok mbak...