Saturday, April 13, 2013

Cinnamon Roll Pucat Pasi

Sebenernya udah lama pengen bikin cinnamon roll. Bayangin wangi gula palem bercampur kismis dan kayu manis... pasti makyus banget. Aku baca-baca resepnya seperti biasa di blog Mbak Hesti. Trus kemaren Dek Isti, adek kelas SMA, posting cinnamon roll bikinannya di FB. Bahan-bahannya lebih simpel daripada resep Mbak Hesti. Wah makin menjadi-jadi deh penasarannya untuk bikin roti ini. Apalagi dulu sempet pengen nyobain cinnamon roll deket kantor Bandung yang katanya enak, tapi gak kesampean juga sampe pindah ke Jakarta.   

Okeeee mari kita mulai bikin. Bahan-bahannya ikutin Dek Isti, trus cara pembuatannya nyontek Mbak Hesti. Termasuk ragi yang dikembangin dulu di air hangat sebelum dicampur di tepung dan diuleni.

Bahan:
200 gram terigu protein tinggi (untuk roti)
1 butir telur 4 gram (1,3 sdt) ragi (misalnya Fermipan)
20 gram gula
3 gram garam
20 gram mentega (aku pake margarin)
100 ml air hangat

Isian:

Mentega/margarin cair buat ngolesi permukaan adonan cinnamon roll sebelum digulung
Gula palem
Kismis
Kayu manis bubuk

Olesan:

Kuning telur dan susu cair

Cara bikin:
* Campur tepung terigu dan gula. Di tempat terpisah, rendam ragi dengan air hangat sampai mengembang. Abis itu campur dengan adonan kering dan telur, uleni.
* Masukkan air hangat sedikit demi sedikit sambil terus diuleni. Terakhir masukkan garam dan mentega/margarin, terus uleni sampai kalis dan elastis. Kalau nguleninya pake tangan, ya kira-kira tandanya sampe tangan kram atau encok gitulah. Hehehehe, ngaco!
* Buletin adonan, diemin di wadah yang ditutup serbet lembab atau plastik. Tunggu sampai mengembang dua kali lipat.
* Setelah mengembang, kempeskan dan pipihkan adonan di atas talenan yang udah dioles sedikit mentega/margarin (kalow aku tak taburin sedikit tepung). Olesi permukaannya dengan mentega (aku ga pake oles-oles), trus taburi gula palem, kismis, dan kayu manis bubuk).
* Gulung, lalu potong-potong dan tata di atas loyang yang udah diolesi mentega/margarin.
* Tunggu sampe mengembang dua kali lipat. Olesi dengan bahan olesan, oven dengan suhu 200 derajat celsius 10-15 sampai kuning kecokelatan.

Yang terjadi denganku, ternyata aku melewatkan tahap mengoles roti dengan campuran kuning telur dan susu sebelum dioven. Alhasil, roti yang udah kupanggang di suhu 200 derajat celsius dan lebih lama dari waktu yang tertera di resep, tetep aja pucat pasi. Nggak bisa kuning kecokelatan seperti di bakery-bakery. Padaal, olesan itu konon menurut Dek Isti dan temen sebelahku di kantor  berfungsi memberi efek kuning kecoklatan pada roti. Yang kulakukan adalah mengoles roti yang udah mateng dengan margarin. Itu aku baca dari resep cinnamon roll mana, aku lupa. Begini ini kalow contek sana-sini, bingung sendiri.

Tekstur rotinya sendiri empuk, rasanya juga enak. Roti yang kalow dimakan begitu aja tawar berpadu manis dengan manis gula palem, manis-asem kismis, dan wangi kayu manis.
Tapi nggak tau ya kalow dimakan besoknya. Hehe. Yaaa, walopun belum bisa dibilang sukses, rasa penasaran dan kram di tangan terbayar. Yang pasti nggak akan kapok bikin lagi. Semangaaaat!!!

Friday, April 12, 2013

Muffin Cokelat Kismis dan Konversi Ukuran

Euforia punya oven listrik masih berlanjut, sodara-sodara. Jadi jangan bosan-bosan ya, hehe. Kali ini aku bikin muffin cokelat kismis. Resepnya dapet di Ordinary Kitchen punya Mbak Ricke. Cuma kalau versi dia, muffin vanila chocochips.

Menyesuaikan dengan bahan-bahan di dapur, jadilah versiku sendiri, muffin cokelat kismis. Itu pun beberapa bahannya ngerampok punya Indah ;p.

Bahan-bahannya simpel aja:
- 200 gr terigu protein sedang (serbaguna)
- 1 sdm baking powder
- ½ sdt baking soda (boleh pake boleh enggak, aku nggak pake)
- 125 gram gula pasir (bagusnya yang berbutir halus alias gula kastor)
- 100 gram margarin, lelehkan
- ¼ sdt esens/pasta vanila (aku pake vanili bubuk)
- 1 butir telur kocok lepas
- 150 ml susu cair
- kismis secukupnya (bisa diganti apa cokelat chips, keju, dll)



Aku bikin setengah resep, biar sekali manggang doang. Trus susunya pake susu cokelat, tepungnya aku kurangi tapi aku tambah serbuk minuman cokelat.

Cara membuatnya:
- Campur bahan kering: tepung terigu, baking powder, bubuk vanili, gula pasir.
- Di tempat terpisah, campur margarin cair, telur, dan susu. Lalu tuang ke campuran bahan kering.
- Aduk dengan ballon whisk atau spatula, nggak usah lama-lama. Sampai adonan bertekstur kek lumpur.
- Masukkan ke cetakan muffin. Aku memberdayakan apa yang ada aja. Jadi adonannya kumasukin di cetakan bolu kukus yang udah dialasi cup kertas. Trus panggang deh di oven dengan suhur 180-200 derajat celsius sampai matang.


Oya, untuk acara timbang-menimbang emang sedikit ribet soalnya nggak ada timbangan, tapi bisa teratasi kok. Sebelumnya aku udah ngeprint konversi ukuran. Misalnya 1 sdm tepung itu berapa gram, 1 cup tepung itu berapa gram, dan seterusnya.

Jadi kalau mau bikin setengah resep, ya bagi dua aja, masing-masing baha perlu berapa gram. Lalu ”nimbang”-nya pake sendok atau cup. Tentu nggak bisa presisi ya. Tapi nggak papalah. Nah kalau mau tau lebih lengkap tentang konversi ukuran dari gram ke sendok makan/cup, klik kamus dapur ini ya.

Trus gimana dengan eksperimen muffinnya? Hasilnya bener-bener di luar dugaan. Padaal mestinya muffin itu antigagal ya. Tinggal campur-campur pasti jadi. Tapi muffinku setelah 20-an menit dipanggang di suhu 200 derajat celsius kok ajaib ya? Awalnya adonan udah ngembang bagus, tapi pas dites tusuk pake lidi masih cair. Hiks. Salah di mana yaaa? Akhirnya aku tambah terus aja waktu manggangnya. Akhirnya memadat, tapi nggak bisa menggunung layaknya muffin. Datar aja gitu setinggi cetakan. Penampakan permukaannya malah kek kue karamel.

Apa karena aku pake cetakan bolu kukus ya? Tapi sebelumnya udah browsing-browsing, gak masalah pake cetakan bolu kukus dialasin cup kertas selama bolong2nya ketutup. Atau, karena aku nyampurin serbuk minuman cokelat ya? Atau adonannya terlalu cair? Sepertinya nggak juga sih. Ah puyeng.

Yang mengejutkan, tekstur kuenya empuk dan enggak padat. Beda ama muffin yang padat, ini terasa lebih ringan dan berongga. Cuma kismisnya mengendap semua di dasar cup. Pas dimakan keesokan harinya, tekturnya jadi lebih padat, tapi tetep empuk untuk ukuran muffin. Jadi walopun gagal, aku masih terhiburlah.

Tuesday, April 9, 2013

Makaroni Skutel Cemplang-Cemplung Sehat

Uji coba selanjutnya dengan oven baru adalah bikin makaroni skutel. Resepnya tentu nyari yang paling praktis, yang bahan-bahannya ada di dapur daruratku. Alhamdulillah, nemu resep di dapur Cooking with Love punya Mbak Yulyan (Eeyand). *Nyontek ya Mbak :)*

Makaroni ala Mbak Eeyand ini bener-bener praktis banget, nggak pake ribet. Bahannya cuma makaroni, susu, keju, kornet, lada bubuk, pala bubuk, ama garam. Dalam rangka menjaga pola hidup sehat, aku pake susu cair rendah lemak, trus numis kornetnya pake minyak zaitun, loh. Kejunya sih tetep pake keju biasa.

Oya, pas bikin makaroni ini ada "kecelakaan", dong. Saking cemplang-cemplungnya, aku salah ambil bumbu kari yang aku taroh di deket pala dan lada. Untung ga terlalu banyak ketuangnya. Coba kalow banyak, rasanya bisa ngalor ngidul kali ya.

Btw, kalau diliat-liat penampakan topping kejunya, ada yang ajaib nggak sih? Ya, karna nggak ada parutan,  kejunya aku cincang aja. Dan karna males juga cincangin keju, sedikit doang yang buat topping. Selebihnya aku potong kecil-kecil dicampur di makaroni. Walopun darurat dan asal cemplang cemplung, rasanya enak loh.

Sunday, April 7, 2013

Puding Roti Rendah Lemak

Hip hip hurayyyy...! Akhirnya kesampaian beli oven listrik! Oven imut Kirin KBO 190-RA kapasitas 19 liter jadi pilihan mengingat harganya ekonomis dan ukurannya nggak terlalu makan tempat di kontrakan baruku yang muat dua orang tapi nggak bisa dibilang luas :p. Aku belinya online di Toko Perabotan. Pesen jam 10-an pagi, sebelum jam 12 siang udah nyampe loh. Keren yaaa, nggak perlu capek-capek, barang datang dengan sendirinya, eh dianter kurir ding.

Langsung nggak sabar buat nyobain. Jadi, walaupun perlengkapan baking masih diungsikan di rumah kakak, semangat nyobain oven baru tetap berkobar. Mulailah aku hunting resep yang nggak ribet.

Berhubung belakangan ini lagi getol makan roti tawar gandum buat sarapan, jadi terpikir buat bikin puding roti tawar. Kan nggak perlu mikser sama loyang macem-macem tuh. Bahan-bahannya juga gampang.

So, keesokan harinya, aku belanja di Super Indo di Jalan Pos Pengumben. Seneng deh, tempat tinggalku sekarang strategis *dari dulu selalu strategis sih*. Ke kantor tinggal sekali angkot (naek sepeda juga bisa), tempat makan banyak dan enak-enak, minimarket deket, supermarket pun nggak jauh. Beli Aqua galon juga tinggal jalan beberapa langkah ke warung, dan kita nggak perlu repot nggotong sendiri. Trus, yang lebih nyenengin lagi, deket ama toko kue dan jajan pasar. Gimana nggak bahagia coba? Tapi meskipun suka, semoga nggak lama-lama di sini, ya. Pengennya segera bisa tinggal di rumah sendiri dengan dapur yang luas biar bebaaas masak dan bikin kue.


Hmm, kebiasaan deh curcol. Well, di supermarket, semua bahan (kecuali kayu manis bubuk) bisa kudapetin. Pulangnya, aku nyari kayu manis bubuk di minimarket deket rumah, nggak ada juga. Adanya kayu manis batangan *eh sebenernya kulit ya?*. Ya wes, daripada nggak ada, beli ajalah. Taunya numbuk kayu manis pake hand blender yang belinya nitip Indah di Belanda itu susah juga. Nyiprat ke mana-mana. Mangkoknya emang seadanya sih, kurang cekung. Udah ribet-ribet begitu belakangan Indah cerita kalow sebenernya dia punya kayu manis bubuk. Aiiih.
Oke semua bahan udah siap. Aku nyontek resep dari blog Simply Cooking and Baking dengan berbagai modifikasi dan takaran kira-kira soalnya belum ada timbangan. Yang dalam kurung itu versiku ya.

Bahan:
2 lembar roti tawar, potong kotak (aku pake 3 lembar roti tawar gandum)
2 butir telur
80 gr gula pasir (3 1/2 sendok makan)
240 ml susu cair (250 ml susu cair rendah lemak tinggi kalsium)
1/2 sdt kayu manis bubuk (gak sampe 1/2 sdt berubung susah ngalusin)

Taburan:
1 sdm kismis atau secukupnya
almond slice secukupnya (aku ganti gula palem)

Cara bikin:

* Aduk telur dan gula sampe gula larut (aku pake sendok doang), tuangi susu sedikit demi sedikit sambil diaduk sampe rata, kasih kayu manis bubuk, aduk.
* Atur roti tawar di loyang aluminium foil atau pinggan tahan panas. Tuang adonan susu sambil ditekan-tekan pake garpu, biarkan roti terendam.
* Taburkan kismis di atasnya. Panggang di oven 180 derajat celsius selama 38-45 menit atau sampe matang. Gula palemnya aku taburin di sekitar menit ke-25. Trus 10 menit terakhir aku pake api bawah dan atas barengan.
* Angkat, dinginkan, simpan di kulkas. Konon lebih enak disajikan dingin, tapi pas aku colek anget-anget enak juga kok hehe.

Testimoni dari para tester, pudingnya enak, nggak terlalu manis. Menurutku juga begitu. Aroma kayu manisnya samar-samar ada, padaal kalow sesuai takaran pasti lebih mantep tuh.

Pudingnyan jadi 4 loyang aluminium foil oval, dan itu udah memenuhi nampan oven imutku. Emang ovennya gak bisa buat manggang banyak-banyak. Beda jauh ama oven tangkringku dulu. Tapi kalau mau bawa oven tangkringku itu berarti nekat . Orang pas aku pamer beli oven listrik ama salah satu temen aja dia bilang, "Rumah sekecil itu, ovennya ditaruh mana?"

Tapi, walopun kecil, aku happy karna bisa baking lagi. Target selanjutnya mengangkut kembali sebagian perlengkapan baking-ku, trus beli timbangan digital. Hmm, gajian masih lama ya? :))