tag:blogger.com,1999:blog-13330394886212008822024-03-14T10:08:19.581+07:00bermain-main dengan rasaNanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.comBlogger68125tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-53943383965164742472014-03-17T13:13:00.006+07:002014-03-17T13:23:03.710+07:00Roti Gandum 40 PersenSekali lagi ditegaskan, ini roti gandum ya. Jangan salah. Soalnya ada
salah satu teman yang aku pamerin foto hasil karyaku ini, dia dengan
yakinnya bilang roti gambang. Alamaaak. Padaal coba diliat lebih
saksama, beda kan, kaaan....<br />
<br />
Di Jakarta bukan perkara
susah dapetin roti gandum. Di minimarket, toko kue kecil, sampe bakery
ternama, ada kok roti ini. Jadi, bikin sendiri mungkin bagi sebagian
orang dianggap buang-buang waktu atau kurang kerjaan. Tapi bagiku enggak
begitu. Bisa bikin sendiri itu memberi kepuasan tersendiri. Bahagianya
tiada tara, kalau berhasil ya. Kalow nggak berhasil ya bete sih. Hehehe.<br />
<br />
Well,
untuk percobaan kali ini dengan bangga aku bisa mengatakan bahwa aku
berhasil... berhasil... bergasil! *loncat-loncat sambil lempar-lempar
loyang ke udara* Resepnya masih tetep nyontek dari sesama blogger, yaitu
dari <a href="http://dapur-vanilla.blogspot.com/2013/03/roti-tawar-gandum-30.html">Dapur Vanilla</a>,
yang bersumber dari Majalah Sedap, dengan modifikasi dari aku. Jiaaah,
nggayaaa. sok-sokan modifikasi. Yang di bawah ini resep yang udah
kumodifikasi yah.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-y_yRbbTKrHc/UyaRD1VH_oI/AAAAAAAAEAQ/Tgx3IG7awN0/s1600/PicsArt_roti+gandum.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-y_yRbbTKrHc/UyaRD1VH_oI/AAAAAAAAEAQ/Tgx3IG7awN0/s1600/PicsArt_roti+gandum.jpg" height="400" width="343" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><u><span style="font-size: 14.0pt;">Roti Tawar Gandum</span></u></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 8.0pt;">Sumber: Majalah Sedap ed.
9/XIII/2012 via Dapur Vanilla</span></div>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br />Bahan:</b></div>
<div class="MsoNormal">
150 gr tepung gandum halus<br />
50 gr tepung gandum kasar </div>
<div class="MsoNormal">
300 gr tepung terigu protein tinggi (pakai komachi)</div>
<div class="MsoNormal">
2 ¼ sdt ragi instan</div>
<div class="MsoNormal">
30 gr gula pasir</div>
<div class="MsoNormal">
30 gr susu bubuk</div>
<div class="MsoNormal">
350 ml air es</div>
<div class="MsoNormal">
50 gr margarin (bisa pakai mentega atau mentega putih/shortening)</div>
<div class="MsoNormal">
1 ¼ sdt garam </div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<b>Olesan dan taburan:</b>1 kuning telur<br />
mixed seeds secukupnya<br />
</div>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Cara membuat:</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Campur tepung gandum, terigu, ragi instan, gula pasir,
dan susu bubuk.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Aduk rata.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Tuang air es sedikit-sedikit sambil diuleni sampai
kalis.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Masukkan margarin dan garam.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Uleni sampai elastis.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bulatkan adonan, tutup dengan plastik atau
serbet lembab.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Diamkan 30 menit.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Kempiskan adonan lalu bagi dua.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bentuk bulat lagi.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Diamkan 10 menit.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Giling tipis memanjang.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Gulung sambil dipadatkan dan ditekan.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Giling lagi panjang dan gulung.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Letakkan adonan di loyang loaf ukuran 25 x 9 x 7 cm
yang sudah dioles margarin.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Tutup dengan plastik, diamkan 75 menit sampai
mengembang. (Aku cuma 30 menit, nggak sabar soalnya, hehe)</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.2pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span>Oven dengan suhu 180°C selama 30 menit.(Aku pake suhu 220°C di oven listrik Kirin, api atas bawah).</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-5WVMpIwATKU/UyaQyA08nYI/AAAAAAAAEAI/lAG-JntOKXM/s1600/PicsArt_whole+wheattt.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-5WVMpIwATKU/UyaQyA08nYI/AAAAAAAAEAI/lAG-JntOKXM/s1600/PicsArt_whole+wheattt.jpg" height="400" width="300" /></a></div>
Hasilnya
seperti tampak di foto. Cetar membahana yaaa? Nggak kalah loooh dari
toko-toko kue. Malah lebih sehat bikinanku. Soalnya dijamin tanpa
pengawet dan zat-zat kimia yang berlebihan. Kalau sukses begini, jadi
pengen bikin lagi. Lain kali mau pake kacang-kacangan atau kismis. Dan
selanjutnya siap menerima pesanan deh, huehehehe.Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-73387050985449675872014-03-11T00:28:00.000+07:002014-03-17T12:29:09.952+07:00Dorayaki, Kuenya DoraemonYuhuuu... kembali lagi dengan percobaan baru, dan dengan "gadget" dapur terbaru hasil belanja online. Yak, di awal bulan Maret ini aku memutuskan berinvestasi alat penggiling mi dan cetakan kue lumpur berbahan teflon. Ada juga sih beberapa printilan yang aku beli, kek loyang chiffon, spatula silikon, ama baskom stainless steel buat bikin adonan kue. Inget ya, ini bukan kalap belanja, tapi investasi. Hihi.<br />
<br />
Walopun judulnya cetakan kue lumpur, sebernya cetakannya multifungsi kok. Bisa buat bikin aneka kue. Kalow sebutan kerennya sih snack maker. Buat uji coba perangkat ini aku bikin yang gampang aja. Dorayaki. Pancake kesukaan Doraemon. Resepnya aku ikut <a href="http://ita-thediffusionofexperience.blogspot.com/2013/10/alhamdulillah-warming-up.html">Mbak Ita Dapur Khayangan</a>. Cuma bahan-bahannya aku sesuaiin ama yang aku punya aja. Mentega cair aku ganti margarin. Susu cairnya aku ganti pake susu bubuk ditambah air mateng aja. Susu kental manis aku pake susu kental manis cokelat. Untuk isiannya, aku pake aja selai cokelat hazelnut. Kalau resminya dorayaki itu diisi pasta kacang merah.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-mcXlxzJambk/Ux31yLAd3cI/AAAAAAAAD-U/uf_ZRyjnU8s/s1600/PicsArt_dorayeski.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-mcXlxzJambk/Ux31yLAd3cI/AAAAAAAAD-U/uf_ZRyjnU8s/s1600/PicsArt_dorayeski.jpg" height="400" width="400" /></a></div>
Hasilnya not bad. Cuma permukaan kuenya beberapa terlalu coklat. Rasanya sih gak gosong tapi penampakannya udah terlalu coklat. Trus kalow dari segi penampakan, udah oke juga secara bisa bersarang bagus. Rasanya aja yang menurutku terlalu standar. Mirip pancake tapi lebih padat dan seret. Tapi kalow baca-baca di blog, emang begitu ternyata. Apa lagi ya? Oiya karena aku pake susu kental manis cokelat, itu ngaruh ke warna kuenya. Jadi agak butek. Enggak kuning cerah.<br /><br />
Trus keknya aku nuang adonnya kebanyakan juga jadi kuenya tebal-tebal. Padaal kalow kue dorayaki tuh mestinya gak terlalu tebal, lalu isiannya dibuat sedikit menggunduk di tengah, jadi entar pas ditangkupin menggembung. Ngerti kan maksudku? Nggak ngerti juga? Ini nih penampakan kue dorayaki dari toko kue Komugi Boulangerie di supermarket jejepangan Papaya, Melawai, Jakarta Selatan.<br />
<br />Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-68823831882359485382014-02-04T17:31:00.002+07:002014-03-17T13:16:31.521+07:00Cake Ketan Hitam Panggang Ternyata punya smartphone nggak menjamin aku lebih rajin ngeblog. Padaaal pas ganti HP beberapa waktu lalu, salah satu pertimbangannya biar bisa ngeblog di mana saja. Bisa foto-foto, edit foto, dan nulis dari satu gadget. Eh, kenyataannya memble. Walopun udah beberapa kali baking, enggak posting-posting juga.<br />
<br />
Oke deh sekarang mari kita mulai dengan hasil eksperimen teranyar, cake ketan hitam panggang. Sebenernya resep aslinya untuk dikukus. Tapi pas dicoba dioven, konon sukses juga. Ya wes aku ikutin aja. Resepnya nyontek dari blog<a href="http://www.cakefever.com/"> Cake Fever</a>.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-nJPfGj_G2TU/UvDA3XQ9oYI/AAAAAAAADe4/MKSPRtfN9t0/s1600/PicsArt_ketanitem.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-nJPfGj_G2TU/UvDA3XQ9oYI/AAAAAAAADe4/MKSPRtfN9t0/s1600/PicsArt_ketanitem.jpg" height="370" width="400" /></a></div>
<br />
Bahan:<br />
250 gram tepung ketan hitam<br />
200 gram gula pasir<br />
200 gram minyak goreng<br />
6 butir telur<br />
1/2 sdt garam<br />
1/2 sdt vanili (aku pakai pasta vanilla)<br />
2 sdm susu kental manis<br />
<br />
Cara membuat:<br />
- Kocok telur dan gula hingga kental. Masukkan garam dan vanili, kocok rata. Masukkan susu kental manis, kocok rata.<br />
- Masukkan tepung ketan hitam dengan cara diayak ke dalam kocokan telur, aduk rata.<br />
- Masukkan minyak goreng, perlahan. Aduk balik sampai rata.<br />
- Masukkan adonan ke dalam loyang, panggang 30 menit suhu 180C. Bisa gunakan loyang 30×10, jadinya 2 loyang. Atau gunakan loyang 24×24 kalau mau buat jadi lebih tipis.<br />
- Setelah matang, angkat, dinginkan, keluarkan dari loyang.<br />
- Coret-coret dengan coklat putih cair untuk hiasan. (aku nggak melakukannya)<br />
<br />
Aku cuma bikin setengah resep karena takut gagal sayang bahannya. Hueheheh *perhitungan.com*. Trus karna males nyuci banyak-banyak loyang, aku pake loyang kotak ukuran 8 inci. Ternyata ketipisan. Mana pake acara miring pula kuenya akibat letak ovennya miring. <br />
<br />
Ceritanya, ovenku emang kutaruh di tumpukan kardus yang rupanya semakin lama semakin nggak sejajar tingginya. Jadi ya begitulah deh. Kueku matang dengan ketinggian berbeda. Sebelah tipis, sebelah lagi lebih tebal. <br />
<br />
Soal rasa sih oke yaaa. Enggak terlalu manis dan tentu saja teksturnya khas tepung ketan hitam yang agak berpasir. Yuhuuuu, satu resep lumayan sukseees!Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-32837742575333861292013-09-06T16:57:00.000+07:002013-09-06T17:41:25.608+07:00Banana Cake "Ngoboy"Yeeey, back to baking setelah lama vakum selama puasa dan lebaran. Seneng banget percobaan kali ini suksessss. Walaupun metodenya ngoboy, nggak terlalu ngikutin resep, eh malah hasilnya bagus. Emang sebenernya ini tipe kue antigagal sih, banana cake doang gitu loh. <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-2vFNdFsEkRA/UimmhoWBURI/AAAAAAAAAoc/5ng09bxTudY/s1600/IMG_0064-edit.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="257" src="http://4.bp.blogspot.com/-2vFNdFsEkRA/UimmhoWBURI/AAAAAAAAAoc/5ng09bxTudY/s400/IMG_0064-edit.JPG" width="400" /></a></div>
<br />
Kue ini aku pilih dalam rangka menyelamatkan pisang tak termakan yang udah coklat-coklat kulitnya. Pisangnya sih cuma satu, tapi pantang dong buang-buang makanan. Bahan-bahannya aku ngikutin resep dari <a href="http://www.simplyrecipes.com/recipes/banana_bread/">Simply Recipes</a>, trus metode campur-canpurnya aku ngikut resep Banana Cake Nia NCC yang aku ambil <a href="http://patisseriedeluna.wordpress.com/2013/07/17/banana-cake/">dari sini</a>. Tapi tanpa sengaja aku modifikasi sendiri berubung nggak cermat baca resep, jadi beberapa bahan yang mestinya dipisah malah langsung dicampur semua.<br />
<br />
Ini dia resep ala aku. Nulisnya sambil nginget-nginget soalnya tadi asal cemplang-cemplung sih. <br />
<br />
Bahan:<br />
1 pisang, haluskan pake garpu<br />
1/3-nya dari 1/3 cup minyak (nah lo berapa tuh, pokoknya kira-kira segitu deh)<br />
1/3 cup gula pasir (trus dikurangi lagi sedikit karna takut kemanisan)<br />
1 telur, kocok lepas<br />
1/3 sdt vanilla bubuk <br />
1/3 sdt soda kue (tapi kecampur baking powder sedikit gara-gara salah baca :p)<br />
sedikit garam<br />
1/3 sdt kayu manis (tapi kurang berasa ternyata) *yang ini tambahan dari aku sendiri<br />
1/2 cup terigu serbaguna<br />
Choco chips buat taburan<br />
<br />
Cara membuat:<br />
- Panaskan oven 180 derajat celsius.<br />
- Campur pisang yang udah dihaluskan, minyak, dan telur.<br />
- Di tempat terpisah, campur bahan kering (kecuali gula), ayak. Masukkan gula. (Aku tadi malah langsung campur semuanya, hahaha, barbar banget).<br />
- Masukkan bahan kering ke bahan basah sedikit demi sedikit sambil diaduk pake spatula. Jangan overmix biar nggak bantat. Taburi choco chips.<br />
- Tuangkan ke loyang yang udah diolesi margarin dan ditaburi tepung (jadi satu loyang loaf 6 x 13 cm). Kalau versiku, 20 menit pertama pake api bawah, selebihnya pake api atas. <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-0Fa4gk8cXo4/UimmkW72TXI/AAAAAAAAAok/GLrfoH6l1YI/s1600/IMG_0067-edd.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://1.bp.blogspot.com/-0Fa4gk8cXo4/UimmkW72TXI/AAAAAAAAAok/GLrfoH6l1YI/s400/IMG_0067-edd.JPG" width="315" /></a></div>
<br />
Daaaan, yuhuuu kueku matang sempurna. Dengan permukaan yang coklat sesuai selera. Kuenya lembut dan nggak berat. Udah pas banget. Smoga selanjutnya juga pas, hehe. Sepertinya resep ini bisa jadi andalan soalnya nggak perlu pake mikser dan rasanya juga cihuy. Tinggal dimodifikasi lagi dikasih kacang-kacangan, kismis, atau keju. Yummy!<br />
<br />
Oiya pas ngubek-ubek foto di komputer, nemu penampakan banana cake yang aku bikin nurut resep Simply Recipes, cuma tepungnya aku kurangin aja.Trus adonannya aku tambahin choco chips ama almond cincang.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-sBo07UasbCk/Uimv_0JyeZI/AAAAAAAAApI/nWtS3tAivn0/s1600/IMG_2952-ban.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="271" src="http://3.bp.blogspot.com/-sBo07UasbCk/Uimv_0JyeZI/AAAAAAAAApI/nWtS3tAivn0/s400/IMG_2952-ban.JPG" width="400" /></a></div>
Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-31466574916877737562013-09-02T17:27:00.000+07:002013-09-06T17:45:01.278+07:00Mmm-Mmm Blacky Brownies<div class="fl-ing" itemprop="ingredients">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-zWLZPRAunS8/UimtV141Q5I/AAAAAAAAAo0/02x_kXWOYgc/s1600/IMG_2937-rev.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="261" src="http://2.bp.blogspot.com/-zWLZPRAunS8/UimtV141Q5I/AAAAAAAAAo0/02x_kXWOYgc/s400/IMG_2937-rev.JPG" width="400" /></a></div>
Setelah (ngerasa) sukses dengan uji coba muffin, sekarang saatnya move on (alay banget). Tetep yang simpel-simpel dan tanpa mikser sih, yaitu brownies. Aku googling dengan kata kunci "no mixer brownie" dan keluarlah berbagai resep. <br />
<br />
Menyesuaikan dengan bahan-bahan yang ada, aku pilih <a href="http://allrecipes.com/recipe/mmm-mmm-better-brownies/">resep ini</a>. Judulnya Mmm-Mmm Better Brownies. Tapi berhubung hasilnya jadi cenderung kehitaman, judulnya aku ganti semena-mena jadi Mmm-Mmm Blacky Brownies, hehehe.<br />
<br />
Bahan:<span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />1/2 cup minyak sayur</span><span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />1 cup</span> gula kastor<span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />1 sendok teh</span>
<span class="ingredient-name" id="lblIngName">vanilla extract (aku pake 1/2 sdt vanilla bubuk)</span><span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />2</span> telur<span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />1/2 cup terigu serbaguna</span><span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />1/3 cup</span> cokelat bubuk<span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />1/4 sendok teh</span>
<span class="ingredient-name" id="lblIngName">baking powder</span><span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />1/4 sendok teh</span> garam<span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />1/2 cup</span>
<span class="ingredient-name" id="lblIngName">walnut</span>
<span class="ingredient-optional" id="lblOptional"> (aku ganti meises dan kacang tanah cincang)</span><br />
<br />
<span class="ingredient-optional" id="lblOptional">Cara membuat:<br />Panaskan oven 175 derajat celsius. Olesi loyang dengan margarin dan taburi tepung.<br />Aduk
rata minyak, gula, dan vanilla. Masukkan telur. Di wadah terpisah,
campurkan tepung, cokelat bubuk, baking powder, dan garam (kalau aku,
campur dan ayak).<br />Masukkan sedikit demi sedikit ke adonan telur, aduk
rata. Masukkan bahan campuran (meises dan kacang cincang). Aduk rata.
Tuang ke loyang.<br />Oven sampai 20-25 menit.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-k9d_iRThpjs/Uimtf-LOclI/AAAAAAAAAo8/EX6iJ1C8dRQ/s1600/IMG_2935-edit.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="283" src="http://4.bp.blogspot.com/-k9d_iRThpjs/Uimtf-LOclI/AAAAAAAAAo8/EX6iJ1C8dRQ/s400/IMG_2935-edit.JPG" width="400" /></a></div>
<span class="ingredient-optional" id="lblOptional">Barusan ngeliat videonya, ternyata ngocok telur, minyak, dan gulanya pake mikser dooong, hahahaa. Sementara aku dengan pedenya maen aduk-aduk doang pake whisk. Hasilnya sih mateng-mateng aja, teksturnya beremah. Entah karena kelamaan atau suhu ovennya kepanasan, dalemnya nggak ada efek-efek fudgy-nya sama sekali. Rasanya, kalau menurut temen-temen udah nyoklat, cuma kacangnya kurang garing karena emang nggak kusangrai atau oven sebelumnya. <br /><br />Hmm, berarti akan ada episode berikutnya. Nantikan yaaaa :)</span></div>
Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-27406384319495972892013-07-28T00:26:00.002+07:002013-07-28T00:37:24.224+07:00Best Ever Chocolate Custard Muffin for My Best Friend<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-2YJNx0X3qUE/UfQDdVWAq9I/AAAAAAAAAoI/UnREcKaLBhc/s1600/IMG_9264-edd.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://4.bp.blogspot.com/-2YJNx0X3qUE/UfQDdVWAq9I/AAAAAAAAAoI/UnREcKaLBhc/s400/IMG_9264-edd.JPG" width="295" /></a></div>
Udah lama liat postingan Mbak Hesti soal muffin cokelat yang katanya uenakkk ini. Udah banyak juga yang mraktekin dan semua bilang muffin ini beda. Lembut dan nyoklat banget. Udah pengen nyoba, tapi berubung lagi sibuk sana-sini (sibuk-sibuk nggak penting gitu deh sebenernya), baru kesampean awal Juli kemaren.<br />
<br />
Kebetulan sahabat baikku ulang tahun. Kesempatan bagus buat nyobain resep ini. Resep detailnya ada di blog Mbak Hesti ya, silakan meluncur <a href="http://hesti-myworkofart.blogspot.com/2013/01/chocolate-custard-muffinsthe-best.html">ke sini</a>.<br />
<br />
Aku udah browsing sana-sini sebelum nyoba bikin, biar hasilnya sempurna. Eh tapi tetep aja ada kesalahan teknis. Pas bagian manasin campuran maizena, cokelat bubuk, air, dan gula palem harusnya sampe adonan meletup-letup dan licin nggak bergerindil. Karena panik (kebiasaan buruk yang belum ilang-ilang), begitu adonan udah mulai kental (meski belum meletup-letup) pancinya langsung aku angkat. Takutnya kebablasan trus malah nggak jadi.<br />
<br />
Mungkin itu yang bikin hasil akhir muffinku nggak seperti punya Mbak Hesti yang retak-retak dengan cantiknya. Muffinku matang kek cupcake, datar tanpa retakan. Rasanya sih enak. Teksturnya lembut dan rasanya nyoklat banget. Hanya terlalu manis aja buatku meski gulanya udah dikurangi dari takaran di resep.<br />
<br />
Well, tapi nggak terlalu mengecewakan lah. Biar agak cantik, aku olesi atasnya pake selai cokelat kacang (di minimarket lagi nggak ada yang cokelat), plus ditaburi sprinkle warna-warni. Daaan, jadilah kue ulang tahun jadi-jadian, hahahaha. Happy birthday <a href="http://obrolansenja.wordpress.com/">my best friend</a>! Wish you all the best, all the sweetest :) Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-17587608134042685302013-06-28T10:46:00.001+07:002013-06-28T17:05:45.862+07:00Muffin Lemon Keju<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-5XBY-7F3WDk/Uc0HBhc08-I/AAAAAAAAAn0/ohyNuCG-ZdA/s1600/IMG_9028-nan.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://3.bp.blogspot.com/-5XBY-7F3WDk/Uc0HBhc08-I/AAAAAAAAAn0/ohyNuCG-ZdA/s400/IMG_9028-nan.JPG" width="266" /></a></div>
Lagi demen lemon nih. Bukan karena abis ikut seminar kesehatan tentang food combining ala Erikar Lebang loh. Kalow dia kan menyarankan untuk detoks segelas air putih + perasan satu buah lemon setiap pagi. Pernah nyoba sih sekali, tapi yang begitu-begitu beban psikologisnya berat euy, berasa minum obat Harus pelan-pelan kali yah.<br />
<br />
Sebagai permulaan, targetnya berusaha nggak selalu minum kopi tiap pagi. Sekarang diselingi lemon tea. Dan biar nggak kebanyakan gula, kadang gulanya diganti madu, atau setidaknya gula plus madu. <br />
<br />
Nah, ngomongin soal lemon, keknya seru juga tuh bikin kue yang mengandung lemon. Kebetulan sebelumnya pernah browsing resep kue yang pake poppy seed, dan rata-rata poppy seed itu dipake di kue-kue berlemon. Cucoklah. <br />
<br />
Jadi sebelum poppy seed-ku kedaluwarsa dan mumpung dapet lemon bagus-bagus di pasar Palmerah dan sebelum kesibukan akhir pekan melanda, berkreasilah aku. <br />
<br />
Resepnya aku nyontek dari <a href="http://sarangjapati.blogspot.com/2011/04/lemon-muffin.html">Sarang Japati</a> dengan beberapa modifikasi ala aku. <br />
<br />
Bahan:<br />
2 cup tepung terigu terigu serbaguna<br />
1 cup gula pasir (dikurangi) <br />
2 sdt baking powder<br />
1/2 cup (1 stick) mentega, lelehkan (pakai margarin)<br />
3/4 cup susu cair<br />
2 butir telur <br />
2 sdt parutan kulit lemon (dikurangi sedikit karna males marut hehe)<br />
1/4 cup air jeruk lemon segar<br />
1/2 cup (atau lebih) semisweet choco chips (diganti keju yang diserut kasar)<br />
poppy seed secukupnya (resep aslinya gak pakai)<br />
<br />
Cara membuat:<br />
Siapkan loyang muffin isi 12, lapisi dengan paper cup.<br />
Set oven dengan suhu 375o F<br />
<br />
1. Campurkan terigu, gula dan baking powder dalam wadah berukuran sedang, aduk rata, sisihkan.<br />
2. Kocok (cukup dengan kocokan kawat) telur, mentega cair, susu, air jeruk lemon serta parutan kulit jeruk.<br />
3. Setelah rata, masukkan adonan tepung, aduk sampai rata (jangan overmix)<br />
4. Masukkan keju serut, aduk secukupnya.<br />
5. Tuang ke dalam cetakan muffin (paling bagus menggunakan sendok es krim atau sendopk khusus cookies).<br />
6. Taburi permukaan muffin dengan gula pasir.<br />
7. Panggang dalam oven selama 22-24 menit atau sampai matang.<br />
8. Biarkan selama 5 menit dalam loyang, setelah itu, angkat dan dinginkan di rak.<br />
<br />
Aku cuma bikin setengah resep aja, jadi 6 cup muffin standar. Pas dioven harum lemonnya segeeeer banget. Hasil akhirnya juga cantik walaupun nggak menjulang dan merekah. Jadi kek permukaan butter cake biasa gitu. <br />
<br />
Pas dicicipin, asem lemonnya pas, tapi manisnya masih agak berlebihan. Buat yang suka manis sih mungkin pas. Tapi karna aku nggak terlalu doyan yang manis-manis, menurutku takaran gulanya masih perlu dikurangi. Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-15190063207215052602013-06-27T01:19:00.002+07:002013-06-27T01:28:01.542+07:00Cute and Colorful Monster CookiesLama nih nggak ngeblog, padaal bikin kue tetep jalan loh walopun lagi nggak terlalu rajin. Hmm, baiklah. Sekarang intermeso sedikit ya, temanya tentang kue kering. Ini berawal dari browsing resep kukis tanpa mikser. Aku nemu blog kereeen banget, <a href="http://sallysbakingaddiction.com/">Sally's Baking Addiction</a>. Fotonya keren-keren, resepnya asik dan (kelihatan) gampang-gampang. Trusss, banyak resep yang nggak perlu pake mikser. Bebas ribet deh. Thanks a bunch Sally. I'm really addicted to your awesome blog :) Simple recipes, clear explanation, and great pictures. It's just perfect.<br />
<br />
Kukis yang aku bikin kali ini judul aslinya <a href="http://sallysbakingaddiction.com/2013/06/04/one-giant-monster-mm-cookie/#comment-105080">One Giant Monster M&M Cookie</a>. Meluncurlah ke sana buat ngeliat resepnya langsung. Dijamin ngiler-ngiler deh. Satu resep itu bisa untuk satu kukis besar. Tapi versiku kubikin lebih imut, satu resep bisa buat 6 kukis berdiameter sekitar 8 cm. Tapi buletannya kurang sempurna karna aku maksain si kukis berdesak-desakan di loyang. Jadi jaraknya kurang lebar gitu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-r8jpuO43_j8/UcsrFcAE-EI/AAAAAAAAAnk/_wizPK50iDo/s1600/IMG_9019-nan.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="http://4.bp.blogspot.com/-r8jpuO43_j8/UcsrFcAE-EI/AAAAAAAAAnk/_wizPK50iDo/s400/IMG_9019-nan.JPG" width="400" /></a></div>
<br />
Untuk bahannya sendiri, seperti biasa aku modif sesuai yang ada. Aku ganti mentega sama margarin cookie and cake. Trus choco chip-nya aku ganti cooking chocolate yang aku potong kecil-kecil. M&M-nya juga aku ganti pake Cha-Cha... huehehee, ngirit.com.<br />
<br />
Kalau aku baca di blog Sally, kukis ini tekturnya lunak (soft), bukan model crunchy. Jadi aku lamain aja manggangnya biar lebih crunchy. Eh setelah lama ditunggu-tunggu teksturnya masih tetep. Akhirnya kuangkat aja karena takut gosong juga. Setelah dingin sempurna kukisnya jadi firm, tapi tetep kalow digigit lunak.<br />
<br />
Rasa kukisnya enggak terlalu manis, tapi kalow gigitnya pas kena cokelatnya, jadi manis buanget. Menurutku jadi terlalu manis. Kalau bikin lagi keknya cokelat salut gulanya mesti diganti ama choco chips yang semi sweet atau dark sekalian kali yah. Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-61987279646196076082013-05-15T17:46:00.000+07:002013-05-15T17:46:03.941+07:00Muffin Cokelat Keju Yuhuuu...<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-2U7Xc96MUAo/UZNdSAAl9FI/AAAAAAAAAnA/bALi7AiAjOU/s1600/IMG_2919-re.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://4.bp.blogspot.com/-2U7Xc96MUAo/UZNdSAAl9FI/AAAAAAAAAnA/bALi7AiAjOU/s400/IMG_2919-re.JPG" width="298" /></a></div>
Selalu ada berkah di balik usaha tak kenal lelah. Haiyah, apaan sih ini sok serius banget. Tapi beneran serius, kalau kemaren aku bikin muffin dengan hasil not so bad, kali ini bikin lagi dengan resep berbeda, hasilnya much more better loh. Bisa dibilang ini the best i've ever made. Senangnya akuuu.<br />
<br />
Hari Senin, berubung dapet libur yang nggak disangka-sangka tapi lagi nggak mood ke mana-mana, jadi ya di rumah aja. Tapi bukan cuma glundang-glundung di kasur loh. Aku cukup produktif kok. Pagi-pagi udah sibuk pemotretan buat lomba foto lucu-lucuan tentang behind the scene dapur masing-masing, yang diadain sama program masak-memasak Urban Cook di KompasTV. Yang kusebut dapur di sini dapur abal-abal sih, karena tempatnya bukan di dapur. Sebenernya ada sih dapur kecil, tapi cuma cukup buat kompor dan perlengkapan ala kadarnya. Nggak bisa naruh-naruh oven dan aksesori baking di sana. <br />
<br />
Jadi, aku punya "dapur" khusus untuk baking. Tempatnya di sudut ruang tamu yang sudah beralih fungsi jadi ruang serbaguna. Hahaha, penasaran kan? Udah ah nggak usah dibahas. Yang jelas, walaupun tempatnya agak ajaib, yang penting aku bisa berkarya menyalurkan hobi. Soalnya hidup tanpa hobi itu ngeri loh. Bisa bikin kita cepet setres, cepet tua. Serem kaaaan. Kalau punya hobi kan hidup jadi terasa lebih hidup.*Ngomyang dewe*<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-4hVRBj0eS1w/UZNnFVwjdpI/AAAAAAAAAnQ/FU-D72UtD5M/s1600/dapur+uc.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="275" src="http://4.bp.blogspot.com/-4hVRBj0eS1w/UZNnFVwjdpI/AAAAAAAAAnQ/FU-D72UtD5M/s400/dapur+uc.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Kelar pemotretan, sibuk ngedit foto dan upload ke FB dan Twitter. Abis itu, berkreasi lagi dong. Bikin muffin buat lomba foto di <a href="http://microsite.detik.com/minisite/MasakApa/komentar/14773">Masak Apa Detikfood</a> (yang belum nge-like, ayo dong buka link-nya dan like foto muffinku hehehe, biar aku menang). Resepnya diambil dari situ juga. Nah biar gampang dan masih tematis soal muffin, aku pilih muffin cokelat keju. Resep dan video cara bikinnya klik <a href="http://food.detik.com/read/2012/07/03/175651/1956913/1037/resep-kue-muffin-cokelat-keju?dthlutama">di sini</a> ya.<br /><br />Hasilnya memuaskan banget! Muffinnya bisa mengembang cantik dan presisi, enggak miring separuh kek sebelumnya. Teksturnya bagus, padat tapi agak beremah, tapi nggak kering juga. Sepertinya bakal lebih enak kalow adonannya ditambah cacahan dark cooking chocolate atau meises biar lebih nyoklat, trus kejunya pake keju quick melt yang diparut biar lebih merata rasa kejunya. Tunggu edisi modifikasinya yaaaa :)Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-28613865220719764972013-05-13T14:43:00.001+07:002013-05-13T19:37:18.589+07:00Basic Muffin: Not the Best, but Not So Bad<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-G4MDS_waEwQ/UZCTamHVQ2I/AAAAAAAAAmw/HDBWi4JSZuw/s1600/IMG_2863-edits.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://4.bp.blogspot.com/-G4MDS_waEwQ/UZCTamHVQ2I/AAAAAAAAAmw/HDBWi4JSZuw/s400/IMG_2863-edits.JPG" width="280" /></a></div>
Muffin lagi. Muffin lagi. Muffin teruuus. Yak, ini emang masih edisi muffin. Jadi jangan bosen ya, selama belum menghasilkan muffin yang sempurna, aku belum mo berenti nyoba. Artinya juga, blog ini masih akan dipenuhi dengan cerita-cerita seputar muffin. <br />
<br />
Nah, kalau mau jadi tester boleh daftar loh. Mo belajar bareng juga hayok. Yang punya resep muffin cihuy, boleh dong ngasih tau... hehehe.<br />
<br />
Sebenernya udah ada dugaan kuat kenapa muffinku selama ini masih begini-begitu. Kalau nggak bantet, ya mengembang tapi permukaannya malah mengilap. Pernah juga isiannya tenggelam ke dasar cup. Dugaanku, suhu ovenku kurang panas. Walopun udah diset di angka 200 derajat celsius, misalnya, kemungkinan besar suhu sebenernya kurang dari itu.<br />
<br />
Demi ngebuktiin kecurigaan itu, kemaren aku beli termometer oven di Ace Hardware. Dan hari ini nggak sabar pengen nyobain, dong. Tadinya cuma dipasang di oven kosongan doang. Tapi trus gatel pengen bikin muffin. Soalnya paper cup yang aku beli di Titan itu belum pernah dipake juga. Browsing-browsing resep dengan kata kunci "best basic muffin recipe", keluarlah resep dasar muffin yang diklaim "best ever" di Allrecipes.com, <a href="http://allrecipes.com/recipe/best-ever-muffins/">di sini</a> nih resepnya. Takarannya pake cup pula, jadi simpel deh. Kalau mau bikin setengah resep, tinggal ubah aja di kolom serving. Ntar keluar takaran untuk setengah resep. Jadi kita nggak usah sibuk ngitung lagi. Eh tapi aku taunya soal ini telat sih. <br />
<br />
Mumpung lagi rajin, ini aku salinin resepnya:<br />
<br />
Bahan:<span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />2 cup</span> tepung terigu serbaguna<span class="ingredient-name" id="lblIngName"></span><span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />3 sdt</span>
<span class="ingredient-name" id="lblIngName">baking powder</span><span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />1/2 sdt garam</span><span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />3/4 cup</span> gula pasir<span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />1</span> telur<span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />1 cup</span> susu<span class="ingredient-amount" id="lblIngAmount"><br />1/4 cup</span> <span class="ingredient-name" id="lblIngName">minyak sayur</span><br />
<br />
Cara membuat:<br />
- Panaskan oven 10-15 menit dengan suhu 205 derajat celsius (aku panasinnya sekitar 20 menit).<br />
- Campur tepung terigu, baking powder, garam, dan gula pasir. Buat lubang di tengah.<br />
- Di wadah terpisah, campur susu, minyak, dan telur yang dikocok lepas.<br />
- Masukkan bahan cair ke bahan kering sekaligus. Aduk dengan spatula asal tercampur.<br />
- Untuk variasi bisa ditambahkan apa aja, choco chips, kismis, stroberi, dan laen-laen sesuai selera. <br />
- Tuang di loyang muffin atau cup kertas (aku pake cup kertas). <br />
<br />
Karena pake cup kertas jumbo, setengah resep cuma jadi 3 cup doang. Oke muffin siap dioven. Ngecek oven, setelah dipanasin sekitar 20 menit, ternyata suhu 200 derajat di oven hanya setara dengan 140 derajat di termometer. Alamak, kok jauh bener ya. Akhirnya nggak percaya dua-duanya. Jadi diset 220 derajat dengan asumsi ngawur itu setara dengan 180 derajat. <br />
<br />
Setelah 20 menit dioven, adonan belum juga naek signifikan. Hmm, sepertinya ini akibat panas yang kurang dan cup yang terlalu besar. Saatnya menggunakan ajian pamungkas: api atas dan bawah dinyalain sekaligus. Suhu juga aku maksimalin ke angka 250 derajat, yang entah itu setara berapa. Setelah 10 menitan, mulai naik tuh adonan muffinnya. Mungkin karena terlalu panas, menggunungnya rada asal-asalan. Agak miring gitu deh. Retaknya juga kurang cantik dan bikin choco chips agak mbleber. Sampe-sampe pas aku posting foto di FB, temenku ada yang komen, "kok kulitnya mengelupas?". <br />
<br />
Huaaa, belum sempurna lagi. Kalau di foto tampak baik-baik, ya itu berarti aku sukses menyembunyikan bagian-bagian yang nggak simetris demi foto yang agak enak dipandang. Hehee. <br />
<br />
Tapi di luar penampakannya yang masih kategori not so bad, alih-alih best ever, <a href="http://obrolansenja.wordpress.com/">tester setiaku</a> bilang, muffinnya enak. Rasanya pas, nggak terlalu manis. Teksturnya bagus juga. Padat tapi tetep empuk. Sejauh ini, menurut dia, ini yang terbaik. Wah jadi terharu dan makin semangat buat bikin yang lebih sempurna :) Mulai sekarang, nggak usah terlalu percaya sama angka yang tertera di termometer oven dan di ovennya. Pake ilmu kira-kira aja deh... Hyuuuk.Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-25921792956133427772013-05-07T18:06:00.001+07:002013-05-08T09:09:31.260+07:00Choco Chip & Almond Blondies: Nyaris Gagal tapi BerhasilBlondies. Resep ini udah aku liat di majalah Femina edisi beberapa bulan lalu, tapi kemaren muncul di <a href="http://www.femina.co.id/kuliner/resep/pesta.perayaan/choco.chip.almond.blondies/004/001/1239/04">websitenya</a>. Blondies itu apa sih? Apanya brownies? Di majalah Femina disebutin, blondies itu "temen deket" brownies. Yang membedakan, blondies pakai brown sugar. Brown sugar itu gula pasir yang dibubuhi molases (sisa pemurnian gula). Warna brown sugar juga kecoklatan, tapi nggak secoklat palm sugar (gula palem). Nah, warna coklat di blondies itu didapet dari si brown sugar itu, bukan dari cokelat. Kalaupun ada resep blondies pake cokelat, yang dipake cokelat putih. <br />
<br />
Dibaca-baca lagi resepnya. Yuhuuu, bahan-bahannya ada semua di rumah. Kebetulan abis beli loyang brownies, spatula silikon, sendok ukur, dan kuas silikon baru. Cocok deh. Nyobain resep baru sekaligus <i>nganyari </i>pernik-pernik baru :))<br />
<br />
Satu resep bisa jadi satu loyang brownies ukuran 30 cm x 10 cm. Aku cek loyangku, masing-masing ukuran 15 cm x 10 cm. Dua loyang bisa masuk di otrik imutku. Oke, jadi bisa bikin satu resep sekaligus. Satu loyang buat di rumah, satu lagi buat sahabat yang mau aku kunjungi besok.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-pDWcUx06YoA/UYjf0-r2jnI/AAAAAAAAAmI/8BAM0RwkTz4/s1600/IMG_2813-edd.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="305" src="http://1.bp.blogspot.com/-pDWcUx06YoA/UYjf0-r2jnI/AAAAAAAAAmI/8BAM0RwkTz4/s400/IMG_2813-edd.JPG" width="400" /></a></div>
<b>Bahan basah:</b><br />
250 g brown sugar (aku pakai gula palem, tinggal punya sekitar 220 g)<br />
100 g mentega tawar, lelehkan (aku pakai margarin Blue Band Cake & Cookie)<br />
2 butir telur ayam, kocok lepas<br />
1 sdt vanili bubuk <br />
<br />
<b>Bahan kering:<br /> </b> 200 g tepung terigu serbaguna<br />
½ sdt baking powder<br />
½ sdt garam<br />
<br />
<b>Taburan:<br /> </b> 100 g cokelat keping/chocolate chip (gak ditimbang)<br />
50 g almond keping (gak ditimbang juga)<br />
<br />
<b>Cara Membuat:</b><br />
Bahan basah: Campur semua bahan menggunakan whisk hingga rata. Sisihkan. Jangan aduk terlalu sering atau menggunakan mikser.<br />
Bahan kering: Campur semua bahan kering hingga rata. Masukkan ke dalam bahan basah sambil diaduk perlahan hingga rata.<br />
Masukkan cokelat keping dan almond, aduk lipat menggunakan spatula silikon. Tuang ke dalam loyang persegi panjang ukuran 30 cm x 10 cm yang sudah diolesi mentega dan ditaburi tepung (aku pakai kertas roti yang diolesi margarin). Ratakan. <br />
Panggang dalam oven panas bersuhu 180 derajat celsius hingga matang (± 30 menit), keluarkan. Setelah tidak panas, potong-potong. Sajikan.<br />
<br />
Dalam setiap episode baking-ku pasti ada cerita (baca: tragedi) tersendiri. Kali ini juga begitu. Pertama, kakiku sempet nyenggol mangkok bahan kering yang udah kuayak. Untung yang tumpah cuma sedikit. Jadi aku tambahin aja terigu satu sendok. <br />
<br />
Yang kedua lagi-lagi soal oven. Di resep disebutin kue dio<br />
<br />
Sempet agak panik tuh, mana udah bikin satu resep. Tapi aku inget kata-kata <a href="http://dapoerdhenok.wordpress.com/">seorang temen</a> di FB, walaupun ada tanda-tanda kue bakal gagal, kita nggak boleh panik. Tanpa pikir panjang, suhu aku naikin di angka 220 derajat celsius, dan aku setting api bawah ama atas sekaligus. <br />
<br />
Setelah ditunggu beberapa menit, taraaaa, kuenya naek! Legaaaa, banget. Setidaknya kuenya ntar bisa dimakan, hahaha. Setelah ditunggu lebih lama lagi, mulai muncul lapisan mengilap kek di brownis Primarasa Bandung. Wuuuiih, tambah seneng. Pas dites tusuk pake lidi, lidi bersih. Artinya kue udah mateng. Yeeeeeiiiy, horeee, kuenya mateng. Kalow diitung-itung sih waktu manggang yang diperlukan jadi hampir dua kali lipat. Efeknya paling tagihan listrik sedikit melonjak. Tapi tak apalah, insya Allah masih bisa bayar. Apalah itu dibandingkan dengan kelegaan hati ngeliat kue yang hampir gagal akhirnya mateng dengan sukses :) Hehehe.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-gdNmqq-Ac0M/UYmziaWNy7I/AAAAAAAAAmY/iO2uRNPRClQ/s1600/IMG_2827-rev.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="260" src="http://4.bp.blogspot.com/-gdNmqq-Ac0M/UYmziaWNy7I/AAAAAAAAAmY/iO2uRNPRClQ/s400/IMG_2827-rev.JPG" width="400" /></a></div>
Tadi nowel sedikit pas kue masih agak anget. Permukaannya bagus, rata, kering mengilap, dengan sedikit retakan khas brownies. Dalemnya agak basah, kalow digigit sedikit chewy/kenyal (tapi bukan kenyal permen karet loh ya). Menurutku dengan gula yang nggak nyampe 250 gram, itu udah kemanisan. Jadi laen kali kalow bikin lagi mesti dikurangi takaran gulanya. P<br />
as udah bener-bener dingin teksturnya emang kek brownies panggang yang permukaannya garing tapi dalemnya masih sedikit basah. Karena manis, sebaiknya dipasangin ama teh tawar ajah.<br />
<br />
Oiya, aku sempet nge-tweet foto blondies ini ke Twitter Femina, dan dibales loh... hehehe.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Wah, sukses! Selamat! :D RT @<a href="https://twitter.com/nanikda">nanikda</a>: Choco Chip and Almond Blondie nyontek dari Femina. Chewy and yummy! <a href="http://t.co/dbAwUNU4Xd" title="http://twitter.com/nanikda/status/331725593102147585/photo/1">twitter.com/nanikda/status…</a><br />
— Femina Indonesia (@FeminaMagazine) <a href="https://twitter.com/FeminaMagazine/status/331726790592716800">May 7, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script> Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-45553746828373404472013-05-06T11:53:00.003+07:002013-05-06T11:56:51.315+07:00Bersenang-senang di Titan, Bokek KemudianHuaaaa, akhirnya hari Sabtu datang juga. Bulan lalu, rasanya libur hari Sabtu atau Minggu itu jadi barang langka. Jadi begitu dapet libur Sabtu perasaanku campur aduk, seneng plus bingung. Hahaahaa. Sebenernya agenda awalnya janjian mau nengok teman di RSCM, tapi ternyata dia udah boleh pulang. Alhamdulillah. <br />
<br />
Oke, harus cari alternatif. Aku trus SMS seorang teman ngajakin pergi ke mana ngapain bersama. Tapi dianya berhalangan juga. Ya wes, planning C-nya adalah beberes rumah (ngepel dan nyuci) Iiihh, nggak elite banget ya *putusasa.com*. Udah susah-susah dapet libur normal, tetep wae nggak bisa ketemu orang normal. Kasian. <br />
<br />
Lewat tengah hari, selese ngepel di mana sempet ada insiden aku ketiban kasur, mulai mikir lagi sebaiknya pergi ke mana. Sayang kan libur nggak ke mana-mana. Lalu dapet ide: pergi ke Titan! Buat yang belom tau, Titan itu salah satu toko perlengkapan kue idaman para pencinta baking di Jakarta. Konsepnya swalayan segala ada. Sekalinya masuk ke toko itu, keluarnya pasti nenteng macem-macem, hehe. Tokonya lumayan jauh dari rumah. Perlu komitmen yang kuat deh untuk mengarungi (hadoh, bahasanya) rute yang padet dan macet itu. <br />
<br />
Dari rumah di kawasan Pos Pengumben sampe Fatmawati sebenernya cuma perlu dua kali naek metromini. Pertama kali naek metromini nomer 70 Joglo-Blok M. Turun terminal Blok M dan lanjut naek metromini S610 Blok M-Pondok Labu. Tapi dengan bonus jalanan macet, ngelewatin sekian lampu merah, plus ngetem-ngetem jadinya ya lumayan deh.<br />
<br />
Tapi naek metromini itu seru. Selain sopirnya yang terkenal ugal-ugalan, serobot sana-sini, banyak hiburannya juga. Mulai dari tukang ngamen, pedagang minuman dingin, pedagang tisu, sampe pedagang aneka aksesori rambut seharga 1.000-an. Pengamennya pun macem-macem. Ada pengamen galau yang di "pidato" pembukaannya izin ngamen buat makan, tapi di lirik lagunya dia bilang ngamen bukan buat minta makan, melainkan sekadar berdendang. Ada juga mbak-mbak yang nyanyi lagu Jawa dengan suara ala kadarnya. Ada lagi dua mas-mas, yang satu "drummer", satu lagi gitaris sekaligus vokal. Keren loh nyanyinya. Yang ini niat, nyanyinya satu lagu full, "Menjaga Hati"-nya Yovie and Nuno. Trus ada pengamen anak-anak yang pake berantem dulu soal siapa yang duluwan ngamen.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-WBtSLGCErq0/UYc1Ci44zTI/AAAAAAAAAl4/IiWlt438Kqs/s1600/IMG_2809-blog.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="293" src="http://3.bp.blogspot.com/-WBtSLGCErq0/UYc1Ci44zTI/AAAAAAAAAl4/IiWlt438Kqs/s400/IMG_2809-blog.JPG" width="400" /></a></div>
<br />Singkat cerita (eh sebenernya panjang, hampir 1 jam perjalanan), sampailah di Toko Titan. Nggak kayak kunjungan pertama yang pake nyasar tralala, kali ini aku langsung berenti tepat di seberangnya. Begitu masuk, ada yang beda. Tempatnya lebih terang, bersih, dan tertata. Mereka berbenah rupanya. Tujuan utamaku nyari cup kertas warna-warni buat bikin muffin atau cup cake, jadi yang pertama kutuju ya bagian itu. Lucu-lucuuuu banget. Sayangnya yang dikemas kecil-kecil nggak banyak pilihan motif. Mau beli yang kemasan isi banyak sekalian, entar bosan motifnya itu lagi itu lagi. Setelah pilih sana-sini, dapetlah beberapa motif.<br />
<br />
Lalu ngeliat-liat loyang. Kebetulan ada temen nitip loyang bulat bongkar pasang, tapi lagi kosong. Titipan nggak ada lha kok malah aku yang pengen. Hihi. Aku beli loyang brownies, loaf, dan loyang datar. Semuanya dalam ukuran yang imut, mengingat ovenku mungil.<br />
<br />
Selesei di bagian loyang, pindah ke bahan-bahan kue. Di sini sukses menuhi keranjang belanjaan dengan tepung komachi buat bikin roti ala Bread Talk/donat JCo, choco chips, almon iris, almon bubuk, bubuk teh hijau (biar <a href="http://obrolansenja.wordpress.com/">tetangga</a> nggak penasaran lagi), jahe bubuk, sana poppy seeds juga *mulai di luar kendali* :)) <br />
<br />
Petualangan masih berlanjut, ngelongok ke bagian pernik-pernik macam spatula dan kuas. Nyomot spatula warna pink, kuas imut warna biru, dan sendok ukur warna-warni. Oh iya, sama parutan keju mini. Trus liat kertas roti, ngambil juga. Aiiih, kok banyaaakkkk? *panik*<br />
<br />
Dari situ bergeser sedikit ke aneka perlengkapan merek Wilton dan merek-merek laen. Lucu-lucu, bagus-bagus, beruntung harganya mahal jadi nggak beli :p Ngeliat macem-macem hiasan cake, mulai dari sprinkle aneka warna, bunga-bunga jadi berbagai ukuran, sampai tulisan "Happy Birthday", sempet pengen juga tapi sepertinya nggak perlu-perlu amat. <br />
<br />
Sekitar jam 6, barengan ama azan maghrib, aku sudahi acara belanja-belanji. Keranjang belanja aku titipin dulu di kasir, trus numpang shalat di lantai 2. Lumayan banget ada tempat shalatnya, walopun mukenanya kurang bersih. Jadi, kalau berencana ke Titan dan bakal melewati waktu shalat, mending bawa mukena sendiri. <br />
<br />
Abis shalat aku cepet-cepet ke meja kasir tanpa tolah-toleh lagi, takut ngambilin ini-itu. Saatnya membayar! Daaan, yaaak... jumlahnya membuat jatah belanja bulan ini merosot drastis mendekati ambang batas. Tapi selalu ada alasan dan pembelaan. Deket rumah nggak ada TBK yang lengkap. Kalo pas pengen baking bahan-bahannya nggak lengkap, kan bete. Dah gitu loyang-loyang dan perlengkapan laen berguna buat pemakaian jangka panjang. Itung-itung investasi kalo ntar punya rumah sendiri :) <br />
<br />
Jadi begitulah petualanganku di Titan. Sekarang aku bokek, tapi senang punya "tabungan" bahan dan perlengkapan bikin kue, hehe. Ayo sapa mau bikin kue bareng?<br />
<span id="goog_719201199"></span><span id="goog_719201200"></span><br />
<span style="background-color: white;"><span style="font-size: small;">Penampakan toko dan produknya, buka situs web <a href="http://www.titanbaking.com/">Titan Baking</a>, kemaren nggak bisa foto-foto soalnya nggak bawa kartu memori. Buat yang males ke sana, bisa pesen online loh. Kalau pengen belanja langsung atau ikutan <span style="font-size: small;">kursus</span>, aku tulisin alamatnya di bawah ini.</span></span><br />
<span style="background-color: white;"><br /><i><b>Titan Baking</b> </i></span><br />
<i><span style="background-color: white;">Jl. RS Fatmawati no 22A<br />
Cilandak Barat<span id="goog_719201214"></span><span id="goog_719201215"></span><br />
Jakarta Selatan 12430<br />
Telp: +6221-7692329<br />
Faks: +6221-7668137</span></i>Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-64816796518239659462013-05-03T18:17:00.001+07:002013-05-03T18:37:45.324+07:00Muffin Cokelat Kismis Almond: Mulai Bersahabat dengan Otrik<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-nqaoZy1KWAQ/UYOcmCS4TRI/AAAAAAAAAlo/OZHoJW75Bc0/s1600/IMG_2797-rippp.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://4.bp.blogspot.com/-nqaoZy1KWAQ/UYOcmCS4TRI/AAAAAAAAAlo/OZHoJW75Bc0/s400/IMG_2797-rippp.JPG" width="298" /></a></div>
Masih dengan peralatan seadanya, salah satu resep yang bisa sering-sering dijajal tentu saja muffin. Setelah <a href="http://masak-masakan.blogspot.com/2013/04/muffin-cokelat-kismis-dan-konversi.html">muffin kismis</a> yang gagal beberapa waktu lalu, aku bikin lagi muffin dengan resep dari <a href="http://dapurhangus.wordpress.com/2012/07/06/im-a-muffin-girl/">Dapur Hangus</a>.
Perasaan udah ngikutin takaran dan caranya, tapi hasilnya jauuuuuh
beda. Kalau muffin Dapur Hangus bisa menggunung dan retak-retak di
bagian atasnya, muffinku mogok ngembang. Jadi tingginya ya segitu-gitu
aja, boro-boro menuhin aluminium foil (maksa nih, karena nggak ada paper
cup dan loyang muffin).<br />
<br />
Hasil akhirnya malah mirip kue lumpur.
Bedanya, tekstur kue lumpur kan lembut tuh, kalow muffin gagalku itu
keras bantat gitu deh. Walaupun secara rasa enggak ada yang ajaib alias
normal-normal sajah. Bayangkan aja ya, soalnya aku maluuuu mo majang di
sini. Saking malunya, sampe nggak mau motret juga. <br />
<br />
Berhubung penasaran plus kesel masak bikin muffin aja gagal, padaal dulu pake oven tangkring pernah sukses bikin <a href="http://masak-masakan.blogspot.com/2011/09/muffin-pertama.html">muffin tape</a>,
aku bertekad nyoba lagi sambil browsing-browsing tips membuat muffin
yang baek dan benar. Sebenernya tipsnya di mana-mana hampir sama.
Intinya, muffin itu kan mencampur bahan-bahan kering dengan bahan-bahan
basah. Ngaduknya enggak usah pake mikser, pake sendok atau spatula aja.
Mengaduknya pun sekadarnya, asal tercampur.<br />
<br />
Berbekal tips n trick tadi, plus resep muffin dari <a href="http://masakmasak.blogspot.com/">Sexy Chef</a>
(bukan Farah Quinn ya) yang bentuknya lucu kek jamur dengan
retakan-retakan di atasnya, di suatu pagi di mana aku kelebihan energi,
aku pun membuat muffin lagi. Bahan-bahannya aku sesuaiin ama yang ada di
rumah.<br />
<br />
Daaaaan, inilah hasilnyaaaaa...! Berhasil dooong.
Meskipun menggunung dan meretaknya kurang maksimal akibat kurang penuh
ngisi cetakannya, setidaknya muffinku mengembang dengan baik. Tekturnya
juga khas muffin, padat tapi nggak bantat. Manisnya juga pas. Enak deh
pokoknya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-QxBf2gHXqnw/UYOboYUxAsI/AAAAAAAAAlk/OWbIHPkJZTI/s1600/IMG_2794-revv.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="390" src="http://4.bp.blogspot.com/-QxBf2gHXqnw/UYOboYUxAsI/AAAAAAAAAlk/OWbIHPkJZTI/s400/IMG_2794-revv.JPG" width="400" /></a></div>
Berikut resep aslinya:<br />
<b><br /><span style="border-bottom: 2px dotted rgb(204, 51, 0);">Bahan</span>: </b><br />
<br />
<b>Bahan kering</b><br />
▪ 220 gr tepung terigu protein sedang <br />
▪ 40 gr cokelat bubuk<br />
▪ 1 sdm baking powder<br />
▪ 200 gr gula pasir halus<br />
▪ 1 sdt garam<br />
<br />
<b>
Bahan basah<br />
</b>▪ 2 telur<br />
▪ 120 gr susu <br />
▪ 60 gr minyak sayur<br />
<br />
<b>Isi</b><br />
▪ 100 gr kacang mede cincang/kacang tanah<br />
▪ 40 gr havermut<br />
▪ 100 gr kismis<br />
<br />
<br />
Aku bikin setengah resep aja dengan takaran cup dan sendok makan. Versiku jadi begini:<br />
<br />
<br />
<b>Bahan kering</b><br />
▪ 3/4 cup tepung terigu protein sedang (dikurangi sedikit)<br />
▪ 3 sdm cokelat bubuk <br />
▪ 1/2 sdm baking powder<br />
▪ 5 sdm gula pasir halus<br />
▪ 1/2 sdt garam<br />
<br />
<b>Bahan basah<br />
</b>▪ 1 telur<br />
▪ 60 ml susu <br />
▪ 2 sdm minyak sayur<br />
<br />
<b>Isi</b><br />
▪ almond dicincang kasar<br />
▪ kismis<br />
<b><br />
<span style="border-bottom: 2px dotted rgb(204, 51, 0);">Cara Membuat</span>: </b><br />
■ Ayak bahan kering tepung: baking powder, gula pasir halus, garam. Sisihkan.<br />
■ Di tempat lain, campur bahan basah: telur, susu, minyak.<br />
■ Tuang campuran telur dan kawan-kawan ke campuran tepung, lalu aduk rata.<br />
■ Aduk hingga campuran tadi tercampur rata.<br />
■ Masukkan bahan isi, aduk lagi hingga tercampur rata.<br />
■ Tuang adonan ke cetakan muffin yang sudah dioles mentega dan ditaburi tepung (aku pake aluminium foil bulat kecil yang biasa buat klappertart).<br />
■ Oven selama 20-25 menit.<br />
<br />
Karena aku masih dalam rangka pengenalan diri dengan oven listrik (otrik)-ku, aku coba dengan suhu 220 derajat celsius karena pas percobaan muffin terakhir udah aku set panas 200 derajat celsius tapi nggak ngembang juga. Takutnya karena kurang panas.<br />
<br />
Panas 220 derajat celsius untuk muffin kali ini sepertinya pas. Tapi waktu manggangnya lebih lama, 35 menitan. Itu pun masih aku tambah dengan sekitar 10 menit nyalain api atas tapi pakai suhu 160 derajat celsius biar permukaan lebih kering. Yippie, nggak kesel lagi:)Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-55600384116202677722013-04-13T21:16:00.001+07:002013-04-13T21:17:50.883+07:00Cinnamon Roll Pucat PasiSebenernya udah lama pengen bikin cinnamon roll. Bayangin wangi gula palem bercampur kismis dan kayu manis... pasti makyus banget. Aku baca-baca resepnya seperti biasa di blog <a href="http://hesti-myworkofart.blogspot.com/2010/10/cinnamon-roll.html">Mbak Hesti.</a> Trus kemaren Dek Isti, <a href="http://dapoerdhenok.wordpress.com/">adek kelas SMA</a>, posting cinnamon roll bikinannya di FB. Bahan-bahannya lebih simpel daripada resep Mbak Hesti. Wah makin menjadi-jadi deh penasarannya untuk bikin roti ini. Apalagi dulu sempet pengen nyobain cinnamon roll deket kantor Bandung yang katanya enak, tapi gak kesampean juga sampe pindah ke Jakarta. <br />
<br />
Okeeee mari kita mulai bikin. Bahan-bahannya ikutin Dek Isti, trus cara pembuatannya nyontek Mbak Hesti. Termasuk ragi yang dikembangin dulu di air hangat sebelum dicampur di tepung dan diuleni.<br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"></span></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-sGavVbKJWNw/UWlnnvFo9yI/AAAAAAAAAlM/ZFCcLHZTaeY/s1600/IMG_2698-ed.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="292" src="http://2.bp.blogspot.com/-sGavVbKJWNw/UWlnnvFo9yI/AAAAAAAAAlM/ZFCcLHZTaeY/s400/IMG_2698-ed.JPG" width="400" /></a></div>
Bahan:<br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">200 gram terigu protein tinggi (untuk roti)<br /> </span></span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">1 butir t</span></span></span>elur </span></span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"> 4 gram (1,3 sdt) ragi (misalnya Fermipan)</span></span></span><br /> </span></span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">20 gram g</span></span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">ula</span></span></span></span></span></span> <br />3 gram garam<br /> 20 gram mentega (aku pake margarin)<br />100 ml air hangat<br /><br />Isian:</span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Mentega/margarin cair buat ngolesi permukaan adonan cinnamon roll sebelum digulung<br />Gula palem<br />Kismis<br />Kayu manis bubuk<br /><br />Olesan:</span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"type":45}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Kuning telur dan susu cair<br /><br />Cara bikin:<br />* Campur tepung terigu dan gula. Di tempat terpisah, rendam ragi dengan air hangat sampai mengembang. Abis itu campur dengan adonan kering dan telur, uleni. <br />* Masukkan air hangat sedikit demi sedikit sambil terus diuleni. Terakhir masukkan garam dan mentega/margarin, terus uleni sampai kalis dan elastis. Kalau nguleninya pake tangan, ya kira-kira tandanya sampe tangan kram atau encok gitulah. Hehehehe, ngaco! <br />* Buletin adonan, diemin di wadah yang ditutup serbet lembab atau plastik. Tunggu sampai mengembang dua kali lipat.<br />* Setelah mengembang, kempeskan dan pipihkan adonan di atas talenan yang udah dioles sedikit mentega/margarin (kalow aku tak taburin sedikit tepung). Olesi permukaannya dengan mentega (aku ga pake oles-oles), trus taburi gula palem, kismis, dan kayu manis bubuk).<br />* Gulung, lalu potong-potong dan tata di atas loyang yang udah diolesi mentega/margarin.<br />* Tunggu sampe mengembang dua kali lipat. Olesi dengan bahan olesan, oven dengan suhu 200 derajat celsius 10-15 sampai kuning kecokelatan. <br /><br />Yang terjadi denganku, ternyata aku melewatkan tahap mengoles roti dengan campuran kuning telur dan susu sebelum dioven. Alhasil, roti yang udah kupanggang di suhu 200 derajat celsius dan lebih lama dari waktu yang tertera di resep, tetep aja pucat pasi. Nggak bisa kuning kecokelatan seperti di bakery-bakery. Padaal, olesan itu konon menurut Dek Isti dan temen sebelahku di kantor berfungsi memberi efek kuning kecoklatan pada roti. Yang kulakukan adalah mengoles roti yang udah mateng dengan margarin. Itu aku baca dari resep cinnamon roll mana, aku lupa. Begini ini kalow contek sana-sini, bingung sendiri. <br /><br />Tekstur rotinya sendiri empuk, rasanya juga enak. Roti yang kalow dimakan begitu aja tawar berpadu manis dengan manis gula palem, manis-asem kismis, dan wangi kayu manis. </span></span></span>Tapi nggak tau ya kalow dimakan besoknya. Hehe. Yaaa, walopun belum bisa dibilang sukses, rasa penasaran dan kram di tangan terbayar. Yang pasti nggak akan kapok bikin lagi. Semangaaaat!!!Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-63177587000849137042013-04-12T09:13:00.000+07:002013-04-12T09:14:54.837+07:00Muffin Cokelat Kismis dan Konversi Ukuran<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><span lang="IN">Euforia punya oven listrik masih berlanjut, sodara-sodara. Jadi jangan
bosan-bosan ya, hehe. Kali ini aku bikin muffin cokelat kismis. Resepnya
dapet di <a href="http://ricke-ordinarykitchen.blogspot.com/2009/02/muffin-vanilla-chocochips.html">Ordinary Kitchen</a> punya Mbak Ricke. Cuma kalau versi dia, muffin vanila
chocochips.</span><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><span lang="IN">Menyesuaikan dengan bahan-bahan di dapur, jadilah versiku sendiri, muffin
cokelat kismis. Itu pun beberapa bahannya ngerampok punya <a href="http://obrolansenja.wordpress.com/">Indah</a> ;p. <br />
<br />
Bahan-bahannya simpel aja:<br />
- 200 gr terigu protein sedang (serbaguna)<br />
- 1 sdm baking powder<br />
- ½ sdt baking soda (boleh pake boleh enggak, aku nggak pake)<br />
- 125 gram gula pasir (bagusnya yang berbutir halus alias gula kastor)<br />
- 100 gram margarin, lelehkan<br />
- ¼ sdt esens/pasta vanila (aku pake vanili bubuk)<br />
- 1 butir telur kocok lepas<br />
- 150 ml susu cair<br />
- kismis secukupnya (bisa diganti apa cokelat chips, keju, dll)<br />
</span><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-lTPaQNbqH64/UWVKnp42duI/AAAAAAAAAk0/5nHS9BLX7G0/s1600/IMG_2680-ed.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="332" src="http://1.bp.blogspot.com/-lTPaQNbqH64/UWVKnp42duI/AAAAAAAAAk0/5nHS9BLX7G0/s400/IMG_2680-ed.JPG" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<span lang="IN"></span><br />
<span lang="IN">Aku bikin setengah resep, biar sekali manggang doang. Trus susunya pake
susu cokelat, tepungnya aku kurangi tapi aku tambah serbuk minuman
cokelat.<br />
<br />
Cara membuatnya:<br />
- Campur bahan kering: tepung terigu, baking powder, bubuk vanili, gula pasir.<br />
- Di tempat terpisah, campur margarin cair, telur, dan susu. Lalu tuang ke
campuran bahan kering.<br />
- Aduk dengan ballon whisk atau spatula, nggak usah lama-lama. Sampai adonan
bertekstur kek lumpur.<br />
- Masukkan ke cetakan muffin. Aku memberdayakan apa yang ada aja. Jadi
adonannya kumasukin di cetakan bolu kukus yang udah dialasi cup kertas. Trus
panggang deh di oven dengan suhur 180-200 derajat celsius sampai matang.<br />
</span><br />
<span lang="IN"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-HZLn1Fm7480/UWVKn80miaI/AAAAAAAAAk4/BVYbpTCKo8Q/s1600/IMG_2683-ed.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://3.bp.blogspot.com/-HZLn1Fm7480/UWVKn80miaI/AAAAAAAAAk4/BVYbpTCKo8Q/s400/IMG_2683-ed.JPG" width="311" /></a></div>
<span lang="IN">
Oya, untuk acara timbang-menimbang emang sedikit ribet soalnya nggak ada timbangan, tapi bisa teratasi kok. Sebelumnya aku udah ngeprint konversi
ukuran. Misalnya 1 sdm tepung itu berapa gram, 1 cup tepung itu berapa gram,
dan seterusnya.<br />
<br />
Jadi kalau mau bikin setengah resep, ya bagi dua aja, masing-masing baha perlu berapa gram. Lalu ”nimbang”-nya pake
sendok atau cup. Tentu nggak bisa presisi ya. Tapi nggak papalah. Nah kalau mau tau lebih lengkap
tentang konversi ukuran dari gram ke sendok makan/cup, klik <a href="http://kamusdapurku.blogspot.com/2007/12/satuan-ukuran-yang-sering-digunakan.html">kamus dapur</a> ini ya.<br />
<br />
Trus gimana dengan eksperimen muffinnya? Hasilnya bener-bener di luar dugaan. Padaal mestinya muffin itu antigagal ya. Tinggal campur-campur pasti jadi. Tapi muffinku setelah 20-an menit dipanggang di suhu 200
derajat celsius kok ajaib ya? Awalnya adonan udah ngembang bagus, tapi pas dites tusuk pake lidi masih cair. Hiks. Salah di mana yaaa? Akhirnya aku tambah terus aja
waktu manggangnya. Akhirnya memadat, tapi nggak bisa menggunung layaknya muffin. Datar aja gitu setinggi cetakan. Penampakan permukaannya malah kek kue karamel.<br /><br />Apa karena aku pake cetakan bolu kukus ya? Tapi sebelumnya udah browsing-browsing, gak masalah pake cetakan bolu kukus dialasin cup kertas selama bolong2nya ketutup. Atau, karena aku nyampurin serbuk minuman cokelat ya? Atau adonannya terlalu cair? Sepertinya nggak juga sih. Ah puyeng. <br /><br />Yang mengejutkan, tekstur kuenya empuk dan enggak padat. Beda ama muffin yang padat, ini terasa lebih ringan dan berongga. Cuma kismisnya mengendap semua di dasar cup. Pas dimakan keesokan harinya, tekturnya jadi lebih padat, tapi tetep empuk untuk ukuran muffin. Jadi walopun gagal, aku masih terhiburlah.</span></div>
Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-7968135023158222952013-04-09T11:04:00.001+07:002013-04-09T11:04:05.548+07:00Makaroni Skutel Cemplang-Cemplung SehatUji coba selanjutnya dengan oven baru adalah bikin makaroni skutel. Resepnya tentu nyari yang paling praktis, yang bahan-bahannya ada di dapur daruratku. Alhamdulillah, nemu resep di dapur <a href="http://dapur-eeyand.blogspot.com/search/label/Macaroni">Cooking with Love</a> punya Mbak Yulyan (Eeyand). *Nyontek ya Mbak :)* <br /><br />Makaroni ala Mbak Eeyand ini bener-bener praktis banget, nggak pake ribet. Bahannya cuma makaroni, susu, keju, kornet, lada bubuk, pala bubuk, ama garam. Dalam rangka menjaga pola hidup sehat, aku pake susu cair rendah lemak, trus numis kornetnya pake minyak zaitun, loh. Kejunya sih tetep pake keju biasa. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-d-hhgsPBFcc/UWOPOhnraaI/AAAAAAAAAko/ffh2lDykkS4/s1600/IMG_2675-mac.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="267" src="http://4.bp.blogspot.com/-d-hhgsPBFcc/UWOPOhnraaI/AAAAAAAAAko/ffh2lDykkS4/s400/IMG_2675-mac.JPG" width="400" /></a></div>
Oya, pas bikin makaroni ini ada "kecelakaan", dong. Saking cemplang-cemplungnya, aku salah ambil bumbu kari yang aku taroh di deket pala dan lada. Untung ga terlalu banyak ketuangnya. Coba kalow banyak, rasanya bisa ngalor ngidul kali ya. <br /><br />Btw, kalau diliat-liat penampakan topping kejunya, ada yang ajaib nggak sih? Ya, karna nggak ada parutan, kejunya aku cincang aja. Dan karna males juga cincangin keju, sedikit doang yang buat topping. Selebihnya aku potong kecil-kecil dicampur di makaroni. Walopun darurat dan asal cemplang cemplung, rasanya enak loh. <br />
Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-35869380161292877702013-04-07T01:05:00.001+07:002013-04-09T11:11:23.879+07:00Puding Roti Rendah LemakHip hip hurayyyy...! Akhirnya kesampaian beli oven listrik! Oven imut Kirin KBO 190-RA kapasitas 19 liter jadi pilihan mengingat harganya ekonomis dan ukurannya nggak terlalu makan tempat di kontrakan baruku yang muat dua orang tapi nggak bisa dibilang luas :p. Aku belinya online di <a href="http://tokoperabotan.com/">Toko Perabotan</a>. Pesen jam 10-an pagi, sebelum jam 12 siang udah nyampe loh. Keren yaaa, nggak perlu capek-capek, barang datang dengan sendirinya, eh dianter kurir ding.<br />
<br />
Langsung nggak sabar buat nyobain. Jadi, walaupun perlengkapan baking masih diungsikan di rumah kakak, semangat nyobain oven baru tetap berkobar. Mulailah aku hunting resep yang nggak ribet.<br />
<br />
Berhubung belakangan ini lagi getol makan roti tawar gandum buat sarapan, jadi terpikir buat bikin puding roti tawar. Kan nggak perlu mikser sama loyang macem-macem tuh. Bahan-bahannya juga gampang. <br />
<br />
So, keesokan harinya, aku belanja di Super Indo di Jalan Pos Pengumben. Seneng deh, tempat tinggalku sekarang strategis *dari dulu selalu strategis sih*. Ke kantor tinggal sekali angkot (naek sepeda juga bisa), tempat makan banyak dan enak-enak, minimarket deket, supermarket pun nggak jauh. Beli Aqua galon juga tinggal jalan beberapa langkah ke warung, dan kita nggak perlu repot nggotong sendiri. Trus, yang lebih nyenengin lagi, deket ama toko kue dan jajan pasar. Gimana nggak bahagia coba? Tapi meskipun suka, semoga nggak lama-lama di sini, ya. Pengennya segera bisa tinggal di rumah sendiri dengan dapur yang luas biar bebaaas masak dan bikin kue.<br />
<br />
<br />
Hmm, kebiasaan deh curcol. Well, di supermarket, semua bahan (kecuali kayu manis bubuk) bisa kudapetin. Pulangnya, aku nyari kayu manis bubuk di minimarket deket rumah, nggak ada juga. Adanya kayu manis batangan *eh sebenernya kulit ya?*. Ya wes, daripada nggak ada, beli ajalah. Taunya numbuk kayu manis pake hand blender yang belinya nitip Indah di Belanda itu susah juga. Nyiprat ke mana-mana. Mangkoknya emang seadanya sih, kurang cekung. Udah ribet-ribet begitu belakangan Indah cerita kalow sebenernya dia punya kayu manis bubuk. Aiiih.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-Yl8ptugDHHs/UWBjK-7cs5I/AAAAAAAAAkQ/a33ZNdJ521Q/s1600/IMG_2638-pud.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="276" src="http://3.bp.blogspot.com/-Yl8ptugDHHs/UWBjK-7cs5I/AAAAAAAAAkQ/a33ZNdJ521Q/s400/IMG_2638-pud.JPG" width="400" /></a></div>
Oke semua bahan udah siap. Aku nyontek resep dari blog <a href="http://ummufatima-mysimplykitchen.blogspot.com/2013/02/puding-roti.html">Simply Cooking and Baking</a> dengan berbagai modifikasi dan takaran kira-kira soalnya belum ada timbangan. Yang dalam kurung itu versiku ya.<br />
<br />
Bahan:<br />
2 lembar roti tawar, potong kotak (aku pake 3 lembar roti tawar gandum)<br />
2 butir telur<br />
80 gr gula pasir (3 1/2 sendok makan)<br />
240 ml susu cair (250 ml susu cair rendah lemak tinggi kalsium)<br />
1/2 sdt kayu manis bubuk (gak sampe 1/2 sdt berubung susah ngalusin)<br />
<br />
Taburan: <br />
1 sdm kismis atau secukupnya <br />
almond slice secukupnya (aku ganti gula palem)<br />
<br />
Cara bikin:<br />
<br />
* Aduk telur dan gula sampe gula larut (aku pake sendok doang), tuangi susu sedikit demi sedikit sambil diaduk sampe rata, kasih kayu manis bubuk, aduk.<br />
* Atur roti tawar di loyang aluminium foil atau pinggan tahan panas. Tuang adonan susu sambil ditekan-tekan pake garpu, biarkan roti terendam.<br />
* Taburkan kismis di atasnya. Panggang di oven 180 derajat celsius selama 38-45 menit atau sampe matang. Gula palemnya aku taburin di sekitar menit ke-25. Trus 10 menit terakhir aku pake api bawah dan atas barengan.<br />
* Angkat, dinginkan, simpan di kulkas. Konon lebih enak disajikan dingin, tapi pas aku colek anget-anget enak juga kok hehe.<br />
<br />
Testimoni dari para tester, pudingnya enak, nggak terlalu manis. Menurutku juga begitu. Aroma kayu manisnya samar-samar ada, padaal kalow sesuai takaran pasti lebih mantep tuh.<br />
<br />
Pudingnyan jadi 4 loyang aluminium foil oval, dan itu udah memenuhi nampan oven imutku. Emang ovennya gak bisa buat manggang banyak-banyak. Beda jauh ama oven tangkringku dulu. Tapi kalau mau bawa oven tangkringku itu berarti nekat . Orang pas aku pamer beli oven listrik ama salah satu temen aja dia bilang, "Rumah sekecil itu, ovennya ditaruh mana?"<br />
<br />
Tapi, walopun kecil, aku happy karna bisa baking lagi. Target selanjutnya mengangkut kembali sebagian perlengkapan baking-ku, trus beli timbangan digital. Hmm, gajian masih lama ya? :))Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-37595910968079567562012-12-29T22:18:00.000+07:002012-12-29T22:18:00.993+07:00Hasil Kursus: Sponge Cake Bantat!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-N6_9lylCjaM/UN8IqRtfACI/AAAAAAAAAj4/mh9AdHVeLM0/s1600/IMG_1803-ed.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://4.bp.blogspot.com/-N6_9lylCjaM/UN8IqRtfACI/AAAAAAAAAj4/mh9AdHVeLM0/s400/IMG_1803-ed.JPG" width="263" /></a></div>
Sabtu, 22 Desember lalu, aku kursus cake dasar di NCC, Matraman, dengan pengajar Bu Fatmah Bahalwan yang terkenal ituh. Sebenernya udah lama aku pengen kursus di sana, tapi gak kesampean mulu. Dan, sebagai hadiah akhir tahun kali ini, biar ada cerita, biar ada progres, maka aku bertekad untuk kursus.<br /><br />Untuk kursus ini, aku bela-belain pesen libur ama bos di kantor. Banyaaaak banget yang didapet dari kursus. Mulai dari tips milih bahan, teknik mengaduk adonan, dan laen-laen. Lebih lengkapnya ntar deh di tulisan terpisah. Ada videonya juga, soooo dont miss it ya :))<br />
<br />
Nah sekarang aku mau pamer hasil praktekku seabis kursus. Semangat
dooong pengen praktekin ilmu yang udah didapet. Aku bikin resep sponge
cake NCC, setengah resep aja. Soalnya mikser yang ada di rumah kakak
cuma mikser Philips. <br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-TCyAIyqPFn8/UN8ItCNL_2I/AAAAAAAAAkA/0vg_Ml4ZflQ/s1600/IMG_1836-nan.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="321" src="http://3.bp.blogspot.com/-TCyAIyqPFn8/UN8ItCNL_2I/AAAAAAAAAkA/0vg_Ml4ZflQ/s400/IMG_1836-nan.JPG" width="400" /></a></div>
Ternyata kinerja mikser emang sangat ngefek. Dengan stand mixer merek Kenwood punya Bu Fatmah, adonan kental bisa didapet dalam hitungan sekitar 20 menit saja (atau kurang ya?). Nah dengan mikser Philips, udah setengah jam lebih kok nggak kental-kental. Sampe ngilu rasanya lenganku. Saking semangatnya, ngemiksernya pake tangan looh. Setelah hampir 45 menit baru deh kental.<br /><br />Step-stepnya menurutku udah sesuai dengan petuah Bu Fatmah, kek memasukkan tepung dengan diayak sedikit demi sedikit. Begitu pula pas masukin margarin cair.<br /><br />Entah kesalahan ada di mana, yang jelas hasilnya bantat. Mirip butter cake tapi enggak beremah. Padeeet deh pokoknya. Woaaa... kecewa tapi masih tetap penasaran. Ntar mo coba lagi deh. Mumpung masuk malem juga, jadi pasokan telur gratis dari kantor bakal mengalir lagi, hehe.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><span style="color: #3d85c6;">NB: yang ijo itu sponga cake buatan Bu Fatmah, nah yang kuning (padaal maksudnya pink loh!) itu hasil karyaku. Lihat bedanyaaaa :))</span></span><br />
<br />
<br />Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-64047531073195649042012-11-20T23:14:00.003+07:002012-11-21T13:25:03.985+07:00Rotiii... Rotiii...Bikin
kue udah pernah, walopun beberapa kali merekah yang tidak pada
tempatnya, atau kadang bantat, pernah juga gosong. Bikin kue kering juga
udah mayan bisa. Lebih sering berhasil daripada gagal. Bikin masakan dengan bumbu macem-macem yang mesti diulek pun pernah dijabanin. Nah, yang belom
pernah itu bikin roti. Setelah agak lama vakum di dapur, begitu ada
kesempatan uji coba lagi, aku bertekad bikin roti. Apalagi tetangga kubikel di kantor udah pernah nyoba juga, jadi nggak mau kalah dong.<br />
<br />
Yaaa, aku udah siap dengan adegan nguleni yang memakan waktu lama dan
menguras energi. Serius, nguleninya manual loh nggak pake mikser. Kalau
selama ini kaki udah terlatih buat menggowes sepeda, sekarang saatnya
melatih otot tangan. Hehehe...<br />
<br />
Browsing sana-sana sini, buka-buka buku resep aneka roti, pilihan jatuh
pada resep roti empuk (soft bread) NCC ciptaan Fatmah Bahalwan. Resepnya
bisa diintip di <a href="http://www.ncc-indonesia.com/detail.php?aid=257">sini</a> ya. <br />
<br />
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-8fkF4ulq_HI/UKurCHa5BrI/AAAAAAAAAjg/BCu0f73DrtU/s1600/IMG_1696-ed.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="267" src="http://2.bp.blogspot.com/-8fkF4ulq_HI/UKurCHa5BrI/AAAAAAAAAjg/BCu0f73DrtU/s400/IMG_1696-ed.JPG" width="400" /></a></div>
</div>
Berubung baru sekali bikin, nggak berani bikin satu resep. Selain takut gagal, khawatir tangan terserang encok mendadak hehe. Lagian anggota pasukannya sedikit, setengah resep cukuplah.<br />
<br />
Singkat kata singkat cerita, setelah nimbang-nimbang dan nyampur bahan, tibalah saat yang mendebarkan. Apa lagi kalo bukan nguleni adonan. Waaaah, bener-bener campur aduk rasanya, harap-harap cemas ini adonan bisa kalis nggak ya *lebay* Awal-awalnya adonannya agak lembek dan lengket di tangan. Sempet parno jangan-jangan kebanyakan air. Tapi kakak ipar menyemangati, katanya nggak papa. Lama-lama juga bakal kalis.<br />
<br />
Ya sudah aku terusin aja. Tangan udah mulai pegel tapi belum ada tanda-tanda adonan kalis. Berbagai gaya udah dicoba, mulai dari nguleni sambil jongkok, duduk bersila, berdiri, pindah ke ruang makan, dll. Nguleni tepung 250 gram aja berlebihan gini yak. Akhirnya setelah 30 menitan, kalis juga adonannya. Alhamdulillaaaah, legaaaaa sekali rasanya. Adonan lalu dibentuk dan dikasi isi. Berubung udah mau maghrib, cepet-cepet aja. Dibentuk bulet doang, sementara buat isinya cuma ada kismis ama meses. Ya wes deh seadanya. Selese bulet-buletin, sambil nunggu mengembang, aku tinggal shalat. Abis maghrib mulai ngoven deh. <br />
<br />
Saking penasarannya, baru sekitar 10 menit masuk oven udah diintipin mulu. Hahahaha, pengen tau gimana perkembangannya. Skitar menit ke-20 ditengokin lagi. Udah tercium bau-bau wangi roti, tapi masih putih aja. Eh setengah jam pun rotinya belom mulai berubah warna. Udah khawatir aja. Tapi kekhawatiranku berlebihan. Rotinya baik-baik aja kok, dan matang sekitar menit ke-45. Waaaah, lama pisan yaaa...<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-qdwLDaj7wlA/UKuq0R3xetI/AAAAAAAAAjY/0Wy666Busp4/s1600/IMG_1691-edit.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="322" src="http://3.bp.blogspot.com/-qdwLDaj7wlA/UKuq0R3xetI/AAAAAAAAAjY/0Wy666Busp4/s400/IMG_1691-edit.JPG" width="400" /></a></div>
Keluar dari oven, waaaaooo...haruuum banget. Jadi nggak sabar buat nyobain. Langsung deh nyomot satu. Rotinya berserat haluuus, dan empuk pula. Kelezatan roti yang baru keluar dari oven itu emang bener-bener tiada tara. Terbayar sudah pegel-pegel nguleni adonan. Hahahaa..<br />
<br />
Oya, sebenernya kalow baca-baca pengalaman para blogger bikin soft bread NCC ini, pengembangannya perlu dua kali, tapi di resep NCC kok cuma disebut sekali ya? Walopun hasilnya oke, jadi penasaran juga gimana hasilnya kalau adonannya dikembangin dua kali. <br />
<br />
Setelah sukses bikin soft bread isi seadanya ini, aku berniat bikin roti
lagi dengan isian yang lebih canggih, misalnya roti isi daging ayam
atau roti abon Fire Floss ala Br**d T*lk yang terkenal itu. Trus bikin roti gandum, cinnamon roll, lalu selanjutnyaaaa, buka usaha bakery!!! Hahahaha...aamiin, semoga terkabul :)Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-10292610146848961402012-10-29T10:10:00.003+07:002012-10-29T10:34:27.927+07:00Asem-asem Daging dan Curhat di FBMudik Idul Adha kemaren, aku ngerasa perlu membekali diri dengan tabloid resep edisi terbaru, yang antara lain berisi resep-resep olahan serba daging. Soalnya, sependek "karier" memasakku, belum pernah sekalipun aku masak daging sapi atau kambing. Biasanya tinggal hap. Tapi sekarang kan nggak bisa gitu lagi. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Sampe rumah dibaca-baca, nggak ada yang nyantol di hati *lebay*. Kalau nggak kebanyakan bumbu, ya ada satu-dua bumbu yang nggak bisa didapet. Akhirnya tabloidnya ditaruh aja, ganti ambil HP buat <i>googling</i> resep. <br />
<br />
Aku nyari resep dengan kata kunci "asem-asem daging". Keknya kok seger gitu. Hasil pencariannya banyak banget, tapi ada satu yang paling mencuri perhatian, soalnyaaa... nggak banyak bumbu, nggak pake acara ngulek pula. Nanik banget kan? Hahaha, dasar nggak niat masak.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-44bm-l7_a0Q/UI3yjMOfnwI/AAAAAAAAAjI/HJkvh_QMHkg/s1600/asem.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="330" src="http://3.bp.blogspot.com/-44bm-l7_a0Q/UI3yjMOfnwI/AAAAAAAAAjI/HJkvh_QMHkg/s400/asem.JPG" width="400" /></a></div>
<br />
Resepnya aku dapet dari <a href="http://www.sajiansedap.com/recipe/detail/5721/asem-asem-daging">sini</a>. Berikut ini versi lengkapnya ya.<br />
<b><br />Bahan-bahan/bumbu-bumbu:</b><br />
400 gram daging sengkel, dipotong-potong<br />
1.700 ml air <br />
2 sendok teh air asam jawa <br />
50 gram buncis, dipotong 3 cm<br />
4 siung bawang putih, diiris tipis<br />
8 butir bawang merah, diiris tipis<br />
2 buah cabai merah, dipotong-potong<br />
2 buah cabai hijau, dipotong-potong<br />
2 lembar daun salam <br />
2 cm lengkuas, dimemarkan<br />
4 buah tomat hijau, dipotong-potong<br />
3 sendok makan kecap manis <br />
4 sendok teh garam <br />
25 gram gula merah, disisir halus<br />
1 sendok makan minyak untuk menumis <br />
<br />
<b>Cara pengolahan:</b><br />
<ol>
<li>Rebus daging dan air sampai mendidih.</li>
<li> Tumis bawang putih, bawang merah, cabai merah, cabai hijau, daun salam, lengkuas, dan tomat sampai harum.</li>
<li> Tuang ke rebusan daging. Masak sampai mendidih. Tambahkan kecap manis, garam, dan gula merah. Aduk rata.</li>
<li> Masukkan air asam dan buncis. Masak sampai matang.</li>
</ol>
Aku nggak ngerti bagian-bagian daging sapi, mana sengkel, has luar, has dalam, dan lain sebagainya. Aku liat di plastik ada dua macem daging beda warna. Yang satu rada-rada putih ngepink gitu, yang satunya lagi merah. Trus ada hati. Kalau yang itu aku taulah. Ya udah, aku pilih aja yang warnanya merah. <br />
<br />
Persiapan dan proses masaknya lancar. Nggak ada insiden yang berarti, kecuali kelupaan beli buncis. Jadi asem-asem bikinanku ini full daging. Semua langkah sudah dilakukan sesuai resep. Udah dicicipin, rasanya endang bambang gulindang alias enak dan seger banget. Tapiiii, selalu ada tapi dalam setiap uji coba masakku, dagingnya kok alot yak. Udah aku kasi perpanjangan waktu pun masih juga nggak tambah empuk. Huaaa, syediiih. Karena penasaran, aku <i>upload </i>foto masakan ini ke FB, sekalian minta pendapat temen-temen (berharap sih Chef Juna yang ngasih komen, hahaa).<br />
<br />
Dari hasil curhatku di FB, ada banyak pendapat/tips. Kata <a href="http://keluarganugraha.net/">Mbak Astri Nugraha</a> yang terkenal itu, mestinya daging direbus dulu sampe empuk sama bumbu rajangan, baru masuk bahan-bahan laen, semacam cabe rawit, tomat, dan buncis. Ada juga beberapa tips laen, misalnya masaknya pake panci presto, dagingnya dibungkus dulu sama daun pepaya yang udah diremes-remes sebelum dimasak (dibungkusnya 30 menitan). Ada lagi yang bilang dagingnya direbus dulu pake pepaya muda, baru dimasak sesuai selera. Lalu, Mbak Wiwien ngasi tips dari mbahnya, yaitu daging direbus ama pecahan piring keramik. Setelah empuk, baru pecahan piringnya diangkat. Yaiyalah, tar kemakan kan berabe, hehe. <br /><br />Soal pecahan keramik, sodaraku yang orang kimia punya penjelasan. Kalo di analisis kimia, biasanya keramik dipake untuk menyimpan panas, jadi suhu di dalam panci lebih panas. Bisa juga sebenernya pake yang laen, misalnya sendok. Yang penting bisa jadi pengantar panas dan nggak bereaksi terhadap panas atau asam. Tapi untuk sendok (<i>stainless steel</i>) harus diperhatikan kualitas <i>stainless steel</i>-nya karena tar salah-salah malah menimbulkan hal yang berbahaya saat kena panas terus-terusan atau bereaksi dengan asam (cuka atau blimbing wuluh, misalnya). Ciyeeh, gayanya kek orang pinter kimia aja :p.<br />
<br />
Oke deh, buat semua yang udah ngasi tips dan trik masak daging, makasih yaaa. Insya Allah berguna di laen waktu, makanya ditulis di sini biar nggak lupa. Curhat di FB emang efektif, asal nggak curcol-curcol geje :D. Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-76534553237238446852012-09-07T11:03:00.002+07:002012-09-07T11:03:33.826+07:00Masak Rumit: Ayam Ungkep Daun JerukKalau disuruh milih, aku lebih suka bikin kue daripada masak. Masak di sini maksudnya masak sayur, lauk, dan teman-temannya, ya. <br />
<br />
Tapi, momen mudik Lebaran kemaren nggak bisa lepas dari aktivitas masak. Maklumlah, kemaren Lebaran pertama tanpa ibu. Mana kakak pulangnya mepet Lebaran. Jadi ya semua aku tangani sendiri, diborong sendiri. Masak buat buka dan sahur, juga buat Lebaran. Masak buat buka atau sahur sih simpel aja. Paling bikin sayur bening, sop, atau oseng-oseng. Lauknya goreng tempe, ikan, tahu, atau telur balado.<br />
<br />
Nah, buat Lebaran, mo bikin apa ya? Meski nggak pernah punya menu wajib saat Lebaran (dulu tergantung ibu aja mau masak apa, dan kita nggak pernah protes), pengen jugalah nyiapin masakan yang beda ama menu sehari-hari.<br />
<br />
Kebanyakan orang pasti masak opor ayam lengkap dengan sambel goreng dan sayur godog, tentu nggak lupa ketupatnya. Nah, aku nggak mau masak menu yang udah "pasaran". Tadinya mau masak ayam woku belanga, tapi liat resepnya, bumbunya banyaaaaak pisan. Udah gitu takut nggak sesuai ama selera keluarga yang Jawa abis. Hehehe. <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-gNmxVlnvhgA/UElw2XdvirI/AAAAAAAAAis/bjJBCEdaE_A/s1600/masak1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://4.bp.blogspot.com/-gNmxVlnvhgA/UElw2XdvirI/AAAAAAAAAis/bjJBCEdaE_A/s400/masak1.JPG" width="268" /></a></div>
<br />
Masih dalam kebingungan, aku cari-cari resep di internet, ngumpulin resep berbahan dasar ayam. Ada beberapa yang menarik, termasuk <a href="http://www.sajiansedap.com/recipe/detail/2740/ayam-ungkep-daun-jeruk">Ayam Ungkep Daun Jeruk</a> dari Sajian Sedap (waaah, jadi situs web favorit nih! Makasih Sase!). <br />
<br />
Bumbunya mayan banyak buat pemula semacam aku. Ada bagian yang paling berat juga, yaitu ngulek bumbu. Abis belanja bumbu-bumbu dan ayam, aku mulai beraksi di dapur. Lengkap dengan <i>netbook</i>, HP, dan kamera. <i>Netbook</i>-nya kubuka di bagian resep, jadi dikit-dikit bisa ngintip buat ngecek bumbu dan langkah-langkah memasaknya. HP buat foto yang di-<i>upload</i> di FB, kamera buat foto untuk blog ini. Hahaha, rempong banget ya? Iya dong, secara ini pengalaman pertama masak rumit, harus diabadikan.<br />
Kenapa rumit? Soalnya selain ada bumbunya banyak dan ada adegan nguleknya, ada pula bumbu yang mesti disangrai dululah, dibakar dululah, mesti nyanten juga. Untungnya udah ada teknologi mesin pemarut kelapa di warung-warung, jadi nggak perlu acara marut kelapa, hehe.<br />
<br />
Nah, di tengah proses masak, ternyata ada bumbu yang terlewat, sereh. Cepet-cepet aku ke rumah bulek, minta sumbangan. Beruntung dia punya. Pulang ke rumah, lanjutin masak, loh ada lagi yang kelupaan, daun salam. Males ke rumah bulek yang tadi, aku pindah ke bulek yang laen. Aiiih, capek deh. <br />
<br />
Setelah bumbu benar-benar lengkap, tibalah sesi yang paling gak aku suka, ngulek bumbu. Huaaa, mana banyak banget, soalnya aku emang masak buat porsi agak besar. Nguleknya lamaaa banget nggak alus-alus. Itu aja lengan dah mulei pegel. Setelah puluhan menit, hampir setengah jam mungkin, bumbu halus juga. *Gini kok mo ikutan Masterchef, waktu bakalan abis buat ngulek doang! Hahaha*<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-y3EuwmNDTy0/UElxG-cg1qI/AAAAAAAAAi0/lZNgtaN7snk/s1600/masak2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://3.bp.blogspot.com/-y3EuwmNDTy0/UElxG-cg1qI/AAAAAAAAAi0/lZNgtaN7snk/s400/masak2.JPG" width="268" /></a></div>
Tahap selanjutnya lancar jaya dooong. Bahkan sekali icip langsung pas rasanya, nggak perlu revisi. Padaal aku pake ajian kira-kira aja soalnya jumlah ayamnya lebih banyak dari yang di resep. Waaah, senangnya berhasil memasak rumit, bumbunya 14 macem booo! Nggak sia-sia lengan pegel ngulek bumbu. Semua terbayar lunas dengan hasil masakan yang syedaaaap, dapet pujian pula dari sodara-sodara yang nyicipin. Alhamdulillaaah.Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-66842309070061209022012-09-04T19:51:00.000+07:002012-09-04T19:51:20.253+07:00C4: Cornflake Cream Cheese Cookies<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-IzEKa-z-Qbg/UEX3fema2pI/AAAAAAAAAiY/LqzabTSDmCw/s1600/IMG_1219-edit.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="263" src="http://1.bp.blogspot.com/-IzEKa-z-Qbg/UEX3fema2pI/AAAAAAAAAiY/LqzabTSDmCw/s400/IMG_1219-edit.JPG" width="400" /></a></div>
Kemaren pas maen ke rumah kakak, ngubek-ubek kulkas, ngecek tanggal kedaluwarsa bahan-bahan yang aku simpen sana. Ada keju edam, keju entah apa oleh-oleh dari Belanda, yoghurt, mentega, dan cream cheese. Ternyata cream cheese-nya bakal segera kedaluwarsa.<br /><br />Tadinya sih beli cream cheese buat bikin rainbow cake yang lagi happening itu. Tapi keknya makan waktu dan butuh loyang banyak buat bikin tujuh lapisan kue. Jadi ditunda dulu deh. Nyari yang gampang-gampang aja. Lalu nemu resep Cornflake Cream Cheese Cookies <a href="http://www.sajiansedap.com/recipe/detail/14262/cornflake-cheese-cream-cookies">di sini</a>. <br /><br />Nggak berlama-lama, aku nyiapin semua bahan. Semuanya sendiri loh, soalnya Bunda Lila nganterin Lila sekolah, sedangkan Ayah Lila tidur, maklum manusia malam juga. <br /><br />Semuanya lancar jaya, sampe adonan masuk oven. Di resep disebutkan, kue dipanggang dengan suhu 140 derajat selama 35 menit. Karena termometer ovennya udah rusak, jadinya pake ajian kira-kira aja. Baru sekitar 15 menit, aku intip, kue udah mulei melebar, tapi kok bawahnya udah kecoklatan yak? Panik deh, takut gosong. Api kukecilin lagi, trus loyang aku pindah ke rak paling atas. <br /><br />Udah setengah jam, bagian atas kue masi lunak. Jadi aku panggang lagi, total waktunya udah nggak keitung lagi. Sibuk ngintip perkembangan kuenya tiap beberapa menit sekali. Hahaa, lebay.<br /><br />Pas Lila pulang sekolah, wangi kue udah kecium di seluruh rumah. Udah ada yang mateng juga. Komentar Bunda Lila: enak nih, rasanya ringan, udah layak jual :) Dan emang enak kok, manisnya pas, rasa cream cheese-nya juga ringan. Jadi pengen juwalan kukis nih... <br /><br />Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-66199188178128116322012-07-28T21:56:00.002+07:002012-07-28T21:58:11.661+07:00The First Brownie EverOrang-orang bilang, brownies itu kue antigagal. Jadi, siapa pun yang bikin dijamin sukses deh. Meski begitu, seumur hidup, aku baru sekali bikin brownies. Dan itu pun lumayan lama jaraknya dari pertama kali beli oven.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-SJdg9dkge0A/UBP9bEpDA7I/AAAAAAAAAhw/1ujqLJLvzEs/s1600/IMG_1333-bronn.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="280" src="http://3.bp.blogspot.com/-SJdg9dkge0A/UBP9bEpDA7I/AAAAAAAAAhw/1ujqLJLvzEs/s320/IMG_1333-bronn.JPG" width="320" /></a></div>
Waktu itu ngikutin resepnya sapa ya? Oh iya, resep Pennylane Brownies yang aku ambil dari website <a href="http://cakefever.com/">Cake Fever</a>. Hasilnya lumayan sukses sih. Kenapa cuma lumayan? karena permukaannya nggak bisa membentuk lapisan kaca mengilap yang retak-retak itu. Kalau tekstur dan rasanya sih udah oke.<br />
<br />
Hmm, sepertinya percobaan-percobaan bikin kueku emang baru sampe tahap lumayan.... Hikz. Sabar, sabaaarrrr....Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-12378757673543890882012-07-15T20:17:00.003+07:002012-07-15T20:19:44.860+07:00Roti Bakar Keju Berempah<br />
Sarapan pagi ini sok bule nih. Roti bakar keju. Kejunya asli dari Belanda lagi, oleh-oleh dari <a href="http://obrolansenja.wordpress.com/">sahabatku</a>. Sarapan bernutrisi tapi minim modal. Kejunya dapet dari oleh-oleh, toasternya pake punya <a href="http://bundalovers.blogspot.com/">Bunda Lila</a>. Praktis cuma modal beli roti tawar doang. Hahaha.<br />
<br />
Naah, inilah roti bakar keju bikinanku. Sebagai temannya, seperti biasa, segelas kopi :) <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-t809ij_ByFY/UALBBPSW3YI/AAAAAAAAAhc/BEq1XFXlHto/s1600/IMG_0832-rotti.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-t809ij_ByFY/UALBBPSW3YI/AAAAAAAAAhc/BEq1XFXlHto/s320/IMG_0832-rotti.JPG" width="264" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-qybrT8yIGuA/UALBD65fuOI/AAAAAAAAAhk/ileYXrQHUBY/s1600/IMG_0833-roti.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://3.bp.blogspot.com/-qybrT8yIGuA/UALBD65fuOI/AAAAAAAAAhk/ileYXrQHUBY/s400/IMG_0833-roti.JPG" width="295" /></a></div>
<br />
<br />
Kejunya meleleh menggoda booow. Rasanya enggak kek keju biasa macam
merek Kr*ft itu. Tapi ada rasa rempah-rempahnya entah apa. Emang di
kejunya ada bintik-bintik kek jintan gitu sih. Keknya enak kalau buat
bikin pizza. Ntar yang sebagian lagi dibikin pizza ah, tapi kalau males
ya tetep pake roti tawar aja sebagai dasarnya hehehe.Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1333039488621200882.post-3669445061254797452012-06-30T17:31:00.001+07:002012-06-30T17:39:50.855+07:00Kukis Seger BluberiMasih dalam rangka rajin bikin kukis nih. Kemaren pulang ke Jatiwaringin bawa segepok bekal: jatah telur dari kantor, print-print-an resep, juga belanjaan dari Carrefour. Setelah lumayan lama nggak blanja bulanan di hipermarket (sekarang apa-apa cukup di minimarket deket kos), jadinya kalap deh. Beli cream cheese, gula palem, mentega, margarin, keju cheddar, yoghurt, tepung sagu, dan lain-lain.<br /><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-0CfMAXHaFtI/T-7U24BJrvI/AAAAAAAAAhE/AfRqRvZNH80/s1600/IMG_0653-blue.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://3.bp.blogspot.com/-0CfMAXHaFtI/T-7U24BJrvI/AAAAAAAAAhE/AfRqRvZNH80/s400/IMG_0653-blue.JPG" width="290" /></a></div>
Semaleman sibuk ngebolak-balik resep saking semangatnya pengen ngubek di dapur lagi. Akhirnya pilihan jatuh pada Sagu Almon Bluberi. Resepnya seperti biasanya nyontek dari situs web idola, <a href="http://www.sajiansedap.com/">Sajian Sedap</a>. <br />
<br />
<b></b><b>Bahan:</b><br />
300 gram tepung sagu, sangrai 10 menit di atas api kecil hingga jadi 250 gram<br />
150 gram margarin <br />
1/4 sendok teh garam <br />
125 gram gula tepung <br />
2 kuning telur <br />
100 gram selai bluberi <br />
50 gram almon bubuk <br />
<br />
<br />
<b>Cara membuat:</b><br />
<ol>
<li>Kocok margarin, garam, dan gula tepung 2 menit. Tambahkan kuning telur. Kocok rata.</li>
<li>Tambahkan selai bluberi. Kocok rata.</li>
<li>Tambahkan tepung sagu sambil diayak dan diaduk rata bergantian dengan almond bubuk. </li>
<li>Masukkan dalam plastik segitiga. Semprot melingkar tanpa spuit. </li>
<li>Oven dengan api bawah suhu 140 derajat Celsius 35 menit sampai matang.</li>
</ol>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-k_jrDSW4a8Q/T-7U5jHpTPI/AAAAAAAAAhM/mOwPLc4R4B8/s1600/IMG_0660-blue.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://4.bp.blogspot.com/-k_jrDSW4a8Q/T-7U5jHpTPI/AAAAAAAAAhM/mOwPLc4R4B8/s400/IMG_0660-blue.JPG" width="296" /></a></div>
Karena almon bubuknya nyungsep ntah ke mana, jadinya pake almon yang diblender. Agak lembab gitu jadinya, nggak kek tepung almon yang biasa dijual di toko bahan kue. Tapi gakpapalah. Daripada nggak pake.<br />
<br />
Awalnya kita nyemprot kuenya kecil-kecil, takutnya tar melebar. Tapi ternyata enggak. Abis itu kita bikin ukuran lebih besar, eh jadinya agak mleber, jadi jatuhnya tetep tipis-tipis juga tuh kukis. Secara penampakan sih nggak terlalu menjual, warnanya pucet, kecuali yang dikasih aksesori potongan ceri, agak beradablah. Tapi soal rasa, renyah dan seger banget. Beneran nggak boong, kalau nggak percaya coba bikin deh. Kalau yang di toplesku pasti bakalan segera lenyap soalnya dibawa ke kantor :))Nanikhttp://www.blogger.com/profile/08264723858648423302noreply@blogger.com0